News

Survei SMRC Sebut Pendukung Ganjar dari Kalangan Muslim Lebih Banyak Dibanding Anies

SMRC menungkapkan bahwa pendukung Ganjar Pranowo dari kalangan umat muslim lebih banyak daripada Anies Baswedan.

Featured-Image
Ganjar bersama Anies dan Ridwan Kamil saat mengikuti lomba Agustusan. (Foto: Instagram @ganjar_pranowo)

bakabar.com, JAKARTA - Lembaga Survei Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) mengungkapkan, bahwa pendukung Ganjar Pranowo dari kalangan umat muslim di Indonesia lebih banyak ketimbang mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Hal itu dikonfirmasi langsung oleh Saidiman Ahmad selaku Peneliti SMRC. Menurutnya, meskipun Anies juga banyak pendukung dari kalangan muslim, tapi masih kalah dari Gubernur Jawa Tengah tersebut.

“Kalau kita lihat survei SMRC, umat muslim Indonesia ini terbagi secara proposional baik ke Anies, Ganjar, bahkan Prabowo. Tapi masih lebih banyak Ganjar jika dibandingkan dengan Anies dan Prabowo,” ujar Saidiman saat dihubungi bakabar.com, Rabu (19/10).

Alasannya, lanjut dia, suara muslim lebih banyak ke Ganjar, dikarenakan Anies lebih condong ke kelompok-kelompok Islam garis keras, seperti HTI dan FPI.

"Anies hanya di kalangan Islam garis keras saja, sedangkan Ganjar lebih luas, moderat dan universal,” terangnya.

Baca Juga: Dorong Indonesia Sentris, Jokowi: Pemindahan Ibukota sebagai Basis Ekonomi Baru

Baca Juga: DPW PAN Kalsel Deklarasikan Ganjar, Pengamat: Tidak Sejalan dengan Pusat

Ia menyebut, hal itu lah yang menjadi kelemahan Anies, lantaran kurangnya massa pendukung yang lebih luas.

“Itu boomerang bagi Anies sendiri, karena hanya berputar di kelompok-kelompok tersebut,” tandasnya.

Ia menjabarkan, jika Anies tidak segera keluar dari zona nyaman dan tetap diam di tempat tanpa menarik perhatian publik muslim yang lebih luas, maka besar kemungkinan akan sulit bersaing dengan Ganjar jika Gubernur Jawa Tengah itu benar akan maju di pilpres 2024.

“Ya Anies harus keluar, cari jaringan yang lebih luas, jangan hanya itu-itu saja,” imbuh Saidiman.

“Anies butuh kelompok-kelompok islam yang moderat atau nasionalis, ia harus membuka diri dan membangun kembali jaringan yang luas,” tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner