bakabar.com, PELAIHARI – Banjir di Desa Kunyit Kecamatan Bajuin dan Desa Panjaratan Kecamatan Pelaihari, perlahan mulai berkurang, Minggu (17/1).
Kondisi itu disebabkan debit air Sungai Tabanio berangsur surut. Diperkirakan kedalaman terus berkurang, seandainya intensitas hujan juga menurun.
“Meski belum signifikan, air sudah mulai surut sejak, Sabtu (16/1) sore. Kami sudah mengecek kondisi menggunakan perahu karet,” papar Jatun, Sekretaris Desa Kunyit.
“Seperti di RT 06 yang mengalami banjir paling parah, sekarang ketinggian air sudah turun hingga 30 sentimeter,” tambahnya.
Namun sebagian rumah masih terendam, sehingga warga diimbau tetap berada di pengungsian, sampai situasi benar-benar nyaman.
Penurunan debit air juga membuat kendaraan mulai melintasi kawasan Desa Kunyit, sehingga menimbulkan kemacetan.
Jalan tersebut merupakan satu-satunya alternatif menuju Tanah Bumbu maupun Tanah Grogot di Kalimantan Timur, pasca kerusakan jembatan besi di Angsau.
Sementara di Desa Panjaratan yang dibelah Sungai Tabanio, juga mulai merasakan penurunan debit banjir.
“Sekarang ketinggian air sekitar 50 sentimeter dari sebelumnya mencapai 1 meter,” jelas Sahibul Yani, Kepala Desa Panjaratan.
Bahkan sebagian warga bergantian datang membersihkan rumah, terutama kepala keluarga. Sedangkan istri dan anak-anak mereka tetap berada di pengungsian.
“Memang sudah disampaikan kepada warga agar jangan buru-buru kembali ke rumah, sampai air sepenuhnya surut,” tandas .
Terutama orang tua, ibu-ibu dan anak-anak tetap tinggal di pengungsian. “Hal itu juga agar jatah makan dari dapur untuk kepala keluarga dapat diamankan,” tandas Sahibul.