bakabar.com, MARABAHAN - Senyum tersungging dari bibir Istiyana, seusai menerima simbolis kunci rumah dari Ketua TP PKK Kalimantan Selatan, Hj Raudatul Jannah, Rabu (20/9).
Istiyana adalah warga Desa Sungai Lumbah di Kecamatan Alalak, Barito Kuala (Batola), sekaligus penerima program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH).
RS-RTLH sendiri merupakan program bantuan yang diinisiasi Pemprov Kalsel melalui Dinas Sosial, Pemkab Batola dan TP PKK Kalsel.
Selain perbaikan rumah menjadi layak huni, penerima bantuan juga mendapatkan perabot rumah tangga seperti karpet plastik, kasur, rak piring, gorden, sprei, ember dan gayung.
Penyerahan paket bantuan itu langsung dilakukan Raudatul Jannah, didampingi Penjabat Bupati Batola, Mujiyat, serta Suharyanti selaku Penjabat Ketua TP PKK Batola.
"Alhamdulillah rumah kami sekarang menjadi layak huni. Bahkan perabotan rumah tangga hingga bahan pokok juga dibantu," ungkap Istiyana.
"Kami berterima kasih kepada Gubernur Kalsel, Acil Odah (Raudatul Jannah), Dinas Sosial dan Penjabat Bupati Batola. Keluarga kami sangat bersyukur," imbuhnya.
Total 8 kepala keluarga di Sungai Lumbah yang menjadi penerima manfaat RS-RTLH.
Di sisi lain, 22 keluarga di Batola mendapatkan bantuan bahan pokok selama satu tahun, serta Usaha Ekonomi Produktif Perorangan (UEPP) kepada 10 warga lain.
"Alhamdulillah dan terima kasih kepada semua pihak yang bersinergi, sehingga bisa dibangun 8 unit rumah layak huni di Sungai Lumbah," sahut Raudatul Jannah.
"Diharapkan seluruh aspek kehidupan keluarga penerima manfaat bisa meningkat, baik kesehatan, pendidikan dan ketahanan pangan," sambungnya.
Sementara Mujiyat berterima kasih atas perhatian Pemprov Kalsel melalui upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di Batola.
"Alhamdulillah Batola mendapat bantuan perbaikan 100 unit rumah dari Dinas Sosial Kalsel atas instruksi Gubernur. Ini merupakan bentuk gotong royong mengentaskan kemiskinan," ungkap Mujiyat.
"Kami berencana mulai 2024, juga memprogramkan bedah rumah sebanyak 190 unit yang diakomodir melalui Dana Desa. Diharapkan program ini ikut membantu Kalsel keluar dari kemiskinan ekstrem," imbuhnya.
Kalsel sendiri diklaim berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem paling signifikan, sehingga menduduki nomor dua paling rendah di Indonesia setelah Bali.
"Adapun sepanjang 2023, kami fokus menyasar Batola yang dicatat memiliki angka kemiskinan ekstrem paling tinggi di atas Banjar dan Hulu Sungai Utara," beber Gusnanda Effendi, Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Kalsel.