bakabar.com, JAKARTA – Uji coba taksi terbang EHang 216 baru sukses melakukan uji coba di Bali. Hasilnya, dilaporkan berjalan lancar.
“Hasilnya berhasil dengan sempurna, semuanya berjalan dengan lancar,” ujar Executive Chairman Prestige Aviation, Rudy Salim, seperti dikutip dari detikcom, Minggu (28/11).
Demonstrasi ini terbagi menjadi 2 tahap, di mana tanggal 25 November telah diadakan demonstrasi secara tertutup terlebih dahulu untuk mempersiapkan acara puncak tanggal 26 November yaitu flight demo yang dibuka secara umum.
EHang mengelilingi langit Bali sesuai rute perizinan dari Direktorat Navigasi Penerbangan untuk mendemonstrasikan kontrol dan koordinasinya secara akurat dari pusat komando.
“Tahap pertama demo ini tanpa penumpang atau cargo di mana kita sebelumnya harus dulu melatih crew kita selama 2 minggu dengan trainer langsung dari pabrikan Ehang, tim yang dilatih adalah pilot dan senior engineer yang sudah pengalaman di dunia aviasi,” jelas dia.
“Tujuan pelatihan agar tim familiar dengan operasional, perawatan pesawat. Juga membangun confident level untuk tahapan selanjutnya,” sambung dia.
Usai melakukan uji terbang Ehang 216 di kawasan Black Stone Beach Bali, Rudy mengatakan taksi terbang ini akan diuji coba di wilayah DKI Jakarta. Sembari Ehang 216 mendapatkan izin operasional.
“Kami akan terus melakukan test di Jakarta, memberikan edukasi mengenai Autonomous Aerial Vehicle (AAV), sembali menunggu proses perizinan,” ujar Rudy.
Rudy berharap flight demo ini akan menjadi cikal bakal dalam pembentukkan ekosistem Urban Air Mobility (UAM). Fungsi kedepannya agar dapat mengelola penerbangan domestik dan memantau serta mengelola pesawat Unmanned Aerial Vehicle (UAV).
Rudy belum bisa mengungkap kapan taksi udara Ehang ini bisa terbang membawa penumpang secara legal di Indonesia.
“Ketika perizinannya keluar baru kami akan dikomersialisasi. Sementara masih tahap edukasi kepada calon pembeli dan user,” terang dia.
Pria yang juga berbisnis jual beli supercar ini mengatakan estimasi layanan “Taxi Terbang” EHang 216 bisa memotong waktu perjalanan sejauh 30-50 km dengan kendaraan selama satu jam menjadi hanya 20 menit lewat udara.
Dalam percobaan terbang tersebut, turut hadir Kepala Subdit Sertifikasi Pesawat Udara Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan, Agustinus Budi Hartono. Pihaknya sudah merekomendasikan untuk melakukan demo flight pada Jumat, (27/11) kemarin.
“Kami sebagai regulator terus menyempurnakan aturan-aturan kami untuk dapat mengakomodir pengoperasian Pesawat Udara Tanpa Awak. Kami berusaha aturan kami tidak tertinggal dengan perkembangan teknologi. Kita harapkan dengan hadirnya EHang 216 nantinya kan menjadi alternatif alat transportasi yang lebih cepat dan efisien dan ramah lingkungan,” ujar dia.