bakabar.com, JAKARTA - Pemerintah resmi memberikan bantuan subsidi motor listrik senilai Rp7 juta mulai 20 Maret 2023. Hal itu diharapkan mampu mendorong masyarakat ke era elektrifikasi.
Namun, minimnya fasilitas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), menjadi salah satu alasan masyarakat enggan menggunakan kendaraan listrik.
"Motor dengan kapasitas 125 cc itu setara dengan 5,7 kW di motor listrik. Dengan kapasitas segitu, kebutuhan dayanya relatif kecil sehingga bisa dicas di rumah dengan 30 watt," ujar Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmas Safrudin menjawab hal tersebut beberapa waktu lalu.
Ia berkata bahwa motor listrik sebenarnya tidak terlalu bergantung pada SPKLU seperti mobil listrik murni.
Baca Juga: Beli Motor Listrik Sekarang Sudah Diguyur Subsidi dari Pemerintah
"Maka, kami menekankan untuk kendaraan listrik yang dayanya kecil, dicas di rumah saja. SPKLU hanya digunakan dalam keadaan emergency. Jadi (motor listrik) tidak begitu bergantung (dengan SPKLU)," tukasnya.
Kendati begitu, pria yang akrab disapa Puput itu tidak menampik ketersediaan SPKLU mutlak adanya, apalagi terkait mobil listrik.
Lebih lanjut, ia mengaku saat ini pihak KPBB belum menghitung berapa ideal ketersediaan SPKLU di Indonesia khususnya ketika insentif pembelian KBLBB berlaku.
Sebagai gambaran jika diasumsikan populasi mobil listrik sudah mencapai 100 unit, maka dibutuhkan sedikitnya 70 SPKLU yang sudah tersedia dan beroperasi.
Baca Juga: Daftar Harga Motor Listrik Gesits, Selis dan Volta Setelah Subsidi Rp7 Juta
"Jadi kebutuhan (SPKLU) relatif tergantung populasinya. Itu bisa dihitung dan idealnya SPKLU bisa di mana-mana seperti SPBU. Sekali lagi, kami menekankan untuk kendaraan listrik yang dayanya relatif kecil, bisa dicas di rumah," pungkasnya.
