Musibah MTsN 19 Jakarta

Suasana Rumah Duka Korban Robohnya Tembok MTsN 19 Jakarta

Suasana rumah duka salah satu korban robohnya tembok MTsN 19 di daerah Pangkalan Jati Baru, Jakarta, Dicka Shafa Ghifari, dipenuhi isak tangis keluarga.

Featured-Image
Suasana Rumah Duka Korban Robohnya Tembok MTsN 19 Sumber Foto: (apahabar.com/Aditama Dwiputra)

bakabar.com JAKARTA - Suasana rumah duka salah satu korban robohnya tembok MTsN 19 Jakarta di daerah Pangkalan Jati Baru, Dicka Shafa Ghifari, dipenuhi isak tangis keluarga, Jumat (7/10) pagi.

Seperti diketahui, dinding pembatas bangunan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 19 di Jalan Pinang Kalijati, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, roboh pada Kamis (6/10) sore.

Terdapat 3 korban meninggal dunia di kala kejadian naas tersebut terjadi, yakni Dicka Shafa Ghifari (13), Muh. Adnan Effendi (13) dan Dendis Al Latif (13).

Sementara, dua orang lainnya mengalami luka-luka, yakni bernama Adisya Daffa Alluti (13) dan Nabila Ika Fatimah (15).

Berbicara dengan kakak korban, ia dan keluarga mengaku shock saat mendengar kabar, bahwa adik kesayangannya telah kembali ke pelukan Yang Maha Kuasa.

"Waktu dapat kabar bahwa adik saya terkena musibah itu, jujur saya dan keluarga sangat terkejut. Saya sempat ke rumah sakit tapi tidak sempat bertemu di saat-saat terakhirnya," ujar kakak korban, Pascal Ainar Fawasz kepada apahabar, Jumat (7/10).

Ia menggambarkan, bahwa Dicka merupakan anak yang rajin beribadah dan berkepribadian yang sangat baik.

"Jadi dia itu anak yang baik. Rajin ibadah dan sholatnya bagus," ungkap Pascal.

Pascal juga menceritakan biarpun di rumah adiknya itu pendiam, tetapi di sekolah dia memiliki pribadi yang menyenangkan dan banyak teman.

"Kalau di rumah dia (Dicka) memang pendiam tetapi kalau di sekolah dia banyak temannya," jelasnya.

Hal ini juga terlihat ketika banyak teman korban yang datang untuk menyampaikan doa serta bela sungkawa atas kepulangan Dicka.

Pascal juga mengaku tidak ada kontak terakhir dengan korban atau hal-hal yang janggal saat terakhir bertemu dengan korban.

"Tidak ada kontak terakhir dengan dia. Waktu berangkat sekolah seperti biasa saja," tukasnya.

Hal serupa juga disampaikan Aceng yang merupakan paman korban.

"Dicka itu anaknya pendiam, tetapi rajin sholat dan ibadahnya baik. Dia itu sholat subuhnya tidak pernah putus," sebut Aceng mendeskripsikan korban.

Foto Dicka bersama teman-temannya sebelum kecelakaan tersebut merupakan saat terakhir korban sebelum meninggal dunia.

Jenazah korban dimakamkan tepat disamping makam ayahnya di dekat kediaman keluarga di Jalan Andara.

Editor
Komentar
Banner
Banner