Nazi

Strategi Hitler Kuasai Nazi dan Kendalikan Tentara Berdarah Dingin

Partai Nazi dan pasukan yang dipimpin Hitler adalah sejarah kelam dunia. Adolf Hitler membangunnya dengan strategi khusus.

Featured-Image
Adolf Hitler di depan masyarakat Jerman. Foto: the times UK

bakabar.com, JAKARTA – Partai Nazi dan pasukan yang dipimpin Hitler adalah sejarah kelam dunia. Adolf Hitler membangunnya dengan strategi khusus. 

Disclaimer: Artikel ini menekankan bahwa Adolf Hitler dan rezim Nazi adalah contoh yang sangat negatif dalam sejarah. Informasi ini disajikan untuk tujuan sejarah dan bukan untuk memuji atau mendukung aksi mereka.

Pendirian Partai Nazi Jerman (Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei - NSDAP), yang lebih dikenal sebagai Partai Nazi, dimulai pada tahun 1919 setelah berakhirnya Perang Dunia I. Adolf Hitler bergabung dengan partai tersebut pada awal tahun 1920 dan kemudian menjadi salah satu anggota paling menonjol dan pengaruhnya semakin besar seiring berjalannya waktu. 

Ilustrasi Adolf Hitler melakukan pidato dihadapan partai DAP. Foto: hitler archive
Ilustrasi Adolf Hitler melakukan pidato dihadapan partai DAP. Foto: hitler archive

Tahun 1919, partai Nazi didirikan di Munich, Jerman, dengan nama "German Workers' Party" (Deutsche Arbeiterpartei - DAP) oleh Anton Drexler, seorang tukang besi, dan Karl Harrer, seorang jurnalis. Partai ini berfokus pada nasionalisme, anti-Semitisme, dan anti-komunisme. Di mana partai DAP ini akan menjadi cikal bakal partai Nazi.

Logo partai Deutsche Arbeiter Partei. Foto: historiaparanodormiranhell blogspot
Logo partai Deutsche Arbeiter Partei. Foto: historiaparanodormiranhell blogspot


Adolf Hitler bergabung dengan DAP sebagai anggota ke-55 pada bulan September 1919. Dia memiliki bakat orator dan keterampilan kepemimpinan yang menonjol sehingga dengan cepat menjadi sosok yang berpengaruh dalam partai.

Pada tanggal 24 Februari 1920, DAP mengubah namanya menjadi NSDAP atau Partai Nazi Jerman. Pada saat ini, Hitler sudah menjadi anggota utama partai dan memainkan peran penting dalam membentuk ideologi dan tujuan partai.

Baca Juga: Peringatan Hari Holocaust: Hitler dan Malapetaka Nazi

Lalu, tahun 1923, Hitler dan beberapa anggota Partai Nazi berusaha menggulingkan pemerintah Bavaria dalam sejarah yang dikenal sebagai "Putsch Biru" (Beer Hall Putsch).

Adolf Hitler akan menyampaikan pidato memperingati 21 tahun Beer Hall Putsch 'Hofbraeuhaus' pada tahun 1941 Foto: Heinrich Hoffmann/ullstein bild via Getty Images)
Adolf Hitler akan menyampaikan pidato memperingati 21 tahun Beer Hall Putsch 'Hofbraeuhaus' pada tahun 1941 Foto: Heinrich Hoffmann/ullstein bild via Getty Images)

Upaya kudeta ini gagal, dan Hitler ditangkap dan diadili. Selama masa penjara, dia menulis manifesto politik "Mein Kampf" yang berisi pandangannya tentang nasionalisme, anti-Semitisme, dan keinginan untuk mendapatkan kembali kejayaan Jerman.

George Patton menyumbangkan salinan ini ke Perpustakaan Huntington pada tahun 1945. Foto: Perpustakaan Huntington/Associated Press
George Patton menyumbangkan salinan ini ke Perpustakaan Huntington pada tahun 1945. Foto: Perpustakaan Huntington/Associated Press

Sewaktu Hitler mendekam di penjara, partai Nazi mengalami penurunan dan beberapa anggotanya meninggalkan partai. Namun, setelah pembebasan Hitler pada 20 Desember 1924, yang mana dia hanya dipenjara selama 9 bulan, Hitler mulai kembali membangun partai dan menggunakan krisis ekonomi dan politik di Jerman untuk menggalang dukungan.

Awal 1930-an, Partai Nazi semakin populer karena Hitler mampu menarik massa dengan pidatonya yang berapi-api dan janjinya untuk mengatasi krisis ekonomi dan mengembalikan kehormatan Jerman. Dalam pemilihan umum, Partai Nazi berhasil meraih banyak kursi di parlemen Jerman atau Reichstag.
Adolf Hitler berpidato dihadapan masyarakat tahun 1925. Foto: Imagno/Getty Images
Adolf Hitler berpidato dihadapan masyarakat tahun 1925. Foto: Imagno/Getty Images


30 Januari 1933, setelah partai-partai lain tidak mampu membentuk pemerintahan yang stabil, Presiden Paul von Hindenburg menunjuk Hitler sebagai Kanselir Jerman. Dari posisi ini, Hitler berhasil mengonsolidasikan kekuasaan dan dengan cepat mengesahkan undang-undang yang memberi dia kekuatan otoriter untuk mengendalikan Jerman.
Reichtag sudah diduduki oleh Nazi. Foto: timetoast
Reichstag diduduki oleh Nazi. Foto: timetoast


Setelah Hitler menjadi Kanselir, setahun kemudian presiden Paul von Hindenburg menghembuskan nafas terakhirnya, dengan ini Hitler mendapatkan kekuasaan otoriter sebagai Führer (pemimpin seutuhnya) Jerman.

Baca Juga: Bermula dari Kediktatoran Adolf Hitler, Begini Sejarah Kelam Hari Pelajar Internasional

Kekuasaannya semakin berkembang dan dengan cepat mengubah Jerman menjadi negara otoriter dan totaliter. Ini menjadi awal dari pemerintahan rezim Nazi yang tragis dan berakhir dengan kehancuran akibat Perang Dunia II.
Potter Paul von Hinderburg sebagai presiden Jerman dan Adolf Hitler sebagai kanselir. Foto: galeri uludagsozluk
Potter Paul von Hinderburg sebagai presiden Jerman (kiri) dan Adolf Hitler sebagai kanselir (kanan). Foto: galeri uludagsozluk
Mendapatkan kekuasaan penuh sebagai Führer, Adolf Hitler secara leluasa memimpin dan mengumpulkan pasukan Nazi dengan berbagai taktik dan strategi untuk mencapai tujuan politik dan militernya. Beberapa taktik yang digunakan untuk mengumpulkan pasukan Nazi termasuk:

Propaganda
Propaganda sangat penting bagi rezim Nazi untuk mempengaruhi opini publik dan mendapatkan dukungan. Mereka menggunakan media, film, pidato, dan kampanye publisitas untuk menggambarkan Nazi sebagai gerakan patriotik yang ingin membangkitkan kejayaan Jerman.
Adolf Hitler genera melakukan propaganda. Foto: nytimes
Adolf Hitler gencar melakukan propaganda. Foto: nytimes


Rekrutmen Sukarela
Pada awalnya, sejumlah anggota Partai Nazi adalah sukarelawan yang memutuskan bergabung dengan partai tersebut karena keyakinan ideologis atau masalah lainnya. Pada awalnya, para anggota ini lebih sedikit, tetapi mereka menjadi inti yang memperluas pengaruh dan daya tarik partai.

Milisi Partai
Hitler membentuk milisi paramiliter yang dikenal sebagai Sturmabteilung (SA) dan Schutzstaffel (SS). Anggota milisi ini dipekerjakan untuk melindungi dan membela para pemimpin Nazi dan mendukung tujuan partai dengan kekerasan jika diperlukan.
Pasukan Schutzstaffel. Foto: FPG/Getty Images
Pasukan Schutzstaffel. Foto: FPG/Getty Images


Menggunakan Isu Kebangsaan dan Nasionalisme
Hitler dan Nazi memanfaatkan kebanggaan nasionalisme Jerman, merayu kepada rasa bangga dan identitas Jerman, serta janji-janji untuk mengembalikan kejayaan negara setelah kekalahan di Perang Dunia I.
Nazi melakukan Nazi Salute menggunakan nasionalisme dan isu kebangsaan untuk maju ke pemerintahan teratas. Foto: Julien Bryan (1939)
Nazi melakukan Nazi Salute menggunakan nasionalisme dan isu kebangsaan untuk maju ke pemerintahan teratas. Foto: Julien Bryan (1939)


Penggunaan Kekerasan dan Intimidasi
Pemimpin Nazi, termasuk SS dan Gestapo, menggunakan ancaman kekerasan dan intimidasi untuk mengintimidasi dan menekan pihak yang tidak setuju atau menentang mereka.

Perluasan Kekuasaan dan Otoritas
Setelah Hitler menjadi Kanselir, dia berusaha untuk meraih lebih banyak kekuasaan dan otoritas dengan mengeliminasi lawan politik, melumpuhkan partai politik lain, dan menekan oposisi.

Program Konskripsi Wajib
Selama 1935, Jerman mulai menerapkan undang-undang konskripsi wajib yang memerintahkan para pemuda Jerman untuk mendaftar ke dalam angkatan militer dan organisasi pemuda Hitlerjugend, yang secara bertahap menjadi unit militer.
Hitlerjugend atau pasukan muda bentukan Nazi. Foto: alamy.de
Hitlerjugend atau pasukan muda bentukan Nazi. Foto: alamy.de


Semua taktik ini secara bertahap membantu Hitler dan rezim Nazi untuk mengumpulkan pasukan yang besar dan fanatik yang akan mengabdi kepadanya selama berkuasa, di mana tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh Adolf Hitler dan Nazi menyebabkan penderitaan dan kehancuran yang tak terkatakan bagi jutaan orang di seluruh dunia selama Perang Dunia II dan Holocaust.
Editor


Komentar
Banner
Banner