bakabar.com, BANJARMASIN – Untuk mempertahankan target capaian prevalesni pemakaian kontrasepsi atau CPR, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Selatan mengubah strategi pelayanan KB di tengah pandemi Covid-19.
“BKKBN membuat strategi supaya pelayanan ini bisa berlangsung, antara lain bagaimana KB ini bisa dilakukan dan dijadwalkan oleh bidan yang mengatur jarak pelayanan,” ungkap Kepala BKKBN Kalsel, Ramlan usai melakukan video conference di ruang kerjanya, Selasa (14/4) siang.
Strategi itu dibentuk berdasarkan arahan BKKBN Pusat dalam upaya mencegah agar tidak terjadi peningkatan kejadian putus pakai pemakaian kontrasepsi (drop out) bagi peserta KB.
Oleh karena itu, diperlukan inovasi untuk mempertahankan cakupan kesertaan ber-KB melalui pencegahan drop out khususnya pada masa pandemi Covid-19.
“Pelayanan dilakukan oleh bidan, jadi tidak bergerombol seperti biasa. Diatur misal untuk pelayanan implan 20 menit untuk satu orang,” terangnya.
Peserta KB yang terjadwal setiap 3 bulan sekali juga tetap akan mendapatkan pelayanan oleh aseptor KB. Dalam hal ini, BKKBN bekerja sama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kalsel dengan menyalurkan bantuan seperti masker, sarung tangan, alokon pil dan kondom.
“Supaya bisa dibagikan ke BPM (bidan praktek mandiri) yang ada di kabupaten/kota se Kalsel,” kata Ramlan.
BKKBN Kalsel juga memantau dan memonitor pelayanan KB di masing-masing kabupaten/kota melalui akses informasi grup WhatsApp untuk memantau perkembangan KB pada masa wabah Covid-19.
“Secara berkala provinsi melakukan pengawasan dan memonitor ketersediaan stock Alokon baik di Gudang Kabupaten/Kota hingga di faskes melalui statistik rutin. Bila ditemukan terjadinya kekosongan, maka dilakukan pengkroscekan untuk dapat segera di-dropping,” pungkasnya.
Reporter: Musnita Sari
Editor: Puja Mandela