Sosok Inspiratif

Sosok Donald Pandiangan, sang ‘Robin Hood’ Indonesia

Tampilan utama mesin pencarian itu memajang sosok yang sudah tak asing dalam olahraga panahan: Donald Pandiangan, sang legenda berjuluk Robin Hood of Indonesia

Featured-Image
Donald Pandiangan dalam google doodle hari ini (12/12). Foto: tangkap layar Google.

bakabar.com, JAKARTA - Ada yang tak biasa dengan Google Doodle hari ini, Senin (12/12). Tampilan utama mesin pencarian itu memajang sosok yang sudah tak asing dalam olahraga panahan: Donald Pandiangan, sang legenda berjuluk Robin Hood of Indonesia.

Pria kelahiran 12 Desember 1945 ini menorehkan prestasi gemilang bagi negeri ini, baik saat menjadi atlet maupun pelatih. Misalnya saja, ketika Donald masih aktif jadi tumpuan panahan Indonesia, dirinya sukses mempersembahkan deretan emas di SEA Games.

Pencapaian gemilang yang demikian, agaknya, juga dia turunkan pada anak asuhnya. Ya, kala Donald menjadi pelatih atlet panahan lainnya, dia adalah sang aktor di balik layar keberhasilan Indonesia meraih medali pertama di Olimpiade.

Beberapa anak asuhnya ialah Lilies Handayani, Nurfitriana Saiman, dan Kusuma Wardhani. Trio ini sukses merebut perak pada ajang Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan. Kisa ini sebagaimana juga pernah diabadikan dalam film berjudul 3 Srikandi.

Tak Pernah Bermimpi Jadi Pemanah

Siapa sangka, Donald rupanya tak pernah memimpikan pencapaian yang begitu cemerlang di olahraga angkat busur. Alih-alih jadi pemanah, pria kelahiran Sumatra Utara itu justru sempat bercita-cita menjadi insinyur.

Sayang, faktor ekonomi membuatnya terpaksa harus menguburkan mimpi tersebut. Donald lantas menyambung hidupnya dengan bekerja di perusahaan transportasi. Saat itulah, dia bertemu dengan peralatan panahan.

Dia mulai mengasah keterampilan memanah di usia 25 tahun. Pria bernama lengkap Donald Djatunas Pandiangan itu berlatih tanpa lelah. Hingga akhirnya, selang tiga tahun kemudian, dia menyabet medali emas pertamanya di ajang PON 1973.

Empat tahun berikutnya, Donald memecahkan rekor dunia di nomor Recurve 70m pada PON IX 1977 di Jakarta. Dia pun sukses meraih emas berturut-turut antara 1977 dan 1987 pada ajang SEA Games. 

Di sela-sela prestasinya itu, atau pada 1980, Donald memang sudah berada di puncak karier, bahkan hampir berkompetisi di Olimpiade Musim Panas di Moskow. Namun, dia tidak dapat hadir karena Indonesia memboikot acara tersebut.

Perjalanan Donald harus terhenti di usia 63 tahun. Tepatnya pada 20 Agustus 2008, sang legenda dipanggil Yang Kuasa usai tiga hari sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Cikini, Jakarta akibat menderita stroke.

Editor


Komentar
Banner
Banner