bakabar.com, JAKARTA- Manuver Pejabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dinilai ingin menghapus jejak Anies Baswedan sebagai orang nomor satu di ibu kota negara.
Tak lama setelah ia dilantik sebagai PJ Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2022 lalu, Heru langsung mengganti sejumlah pejabat di lingkungan badan usaha daerah dan pemerintah provinsi.
Selasa, 25 Oktober 2022 lalu, misalnya, Heru mencopot Mohammad Aprindy, Dirut PT Rapid Transit Jakarta (MRT) yang baru dilantik Anies Baswedan pada 22 Juli 2022. Selain mencopot dirut, Heru juga melakukan penggantian pejabat penting lainnya di ruang lingkup PT MRT.
Baca Juga: Ketua Fraksi PDIP Sebut Komunikasi Publik Pj Heru Buruk
Beberapa pekan pasca-aksi “bersih-bersih” di PT MRT, Heru Kembali mencopot sejumlah pejabat pilihan Anies di PT Jakarta Propetindo (Jakpro).
Mereka adalah Widi Amanasto Direktur Utama, Gunung Kartiko Direktur Bisnis, Muhammad Taufiqurrahman Direktur Dukungan Bisnis, Leonardus W Wasono Mihardjo Direktur Keuangan dan TI.
Tak hanya di perusahaan daerah, aksi pencopotan juga terjadi di lingkungan pejabat pemprov DKI Jakarta. Seolah-olah ingin terus melakukan bersih-bersih “orang Anies”, Heru juga mencopot Tatak Ujiyati dari jabatannya selaku Komisaris Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). Bahkan Sekretaris Daerah Marullah Matali juga dicopot Heru.
Baca Juga: Heru Minta Tak Salah Paham Soal Pengangkatan Marullah Jadi Deputi
Selain mencopot para loyalis, Heru juga menghentikan dan merombak program peninggalan Anies. Seperti pembangunan perpanjangan jalur sepeda, penghijauan kembali kawasan Monumen Nasional (Monas) yang sebelumnya direvitalisasi oleh Anies. Layanan sewa berbagi sepeda atau bike sharing era Anies kini juga terbengkalai.
Tak cukup sampai di situ, baru-baru ini Heru juga mengganti slogan 'Jakarta Kota Kolaborasi.' yang dibuat di era Anies. Diganti Heru menjadi 'Sukses Jakarta untuk Indonesia'.
Baca Juga: Puluhan Emak-Emak Gerubuk Balai Kota, Ingin Bertemu PJ Gubernur Heru
Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah berujar perubahan slogan tersebut tidak substansial untuk pembangunan DKI Jakarta.
"Justru ini terkesan politis karena selama ini seolah Pak Pj ini ingin menenggelamkan prestasi gubernur sebelumnya. Terkesan balas dendam," ujar Trubus seperti ramai diberitakan, Rabu (14/12).
Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli atau MTZ menilai slogan baru itu tidak keren. "Tidak milenial, serta tidak memotivasi warga Jakarta terkait apa yang harus mereka lakukan untuk memajukan ibu kota tersebut," ujarnya terpisah.
Dua Bulan Hanya Lakukan Dendam Politik
Pengamat Kebijakan Publik Adib Miftahul menyebut apa yang dilakukan Heru selama dua bulan terakhir hanya melakukan dendam politik. Tak ayal, kata dia, banyak masyarakat yang meragukan dan menilai apa yang dilakukan Heru hanya demi kepentingan politik.
“Benar anggapan publik karena disinggung dengan pusat,” katanya sebagaimana diberitakan sejumlah media massa, Rabu (14/12).
Baca Juga: Diam-Diam Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono Koleksi Kirana dan Moge
Oleh sebab itu, kinerja Heru dalam dua bulan terakhir yang merotasi dan mengganti pejabat yang dekat dengan Anies disayangkan Adib. Pasalnya, Heru sebagai representasi dari Istana seharusnya bisa menjalankan tupoksi Pemda DKI dengan memanfaatkan monitoring alih-alih persaingan politik.
Adib menyarankan agar Heru bisa berfokus pada tugasnya di Jakarta. Selain beberapa tugas yang diberikan Presiden, peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) lapangan pekerjaan hingga pelayanan mudah seharusnya bisa difokuskan. “Itu yang harusnya dikerjakan,” ujarnya.