Kalsel

Sistem Drainase Macet, Pedagang Pasar Marabahan Mengeluh

apahabar.com, MARABAHAN – Intensitas curah hujan yang mulai meningkat dalam beberapa minggu terakhir, menimbulkan masalah lingkungan…

Featured-Image
Air bercampur sampah memenuhi selokan yang berada di depan Pasar Baru Marabahan. Foto-apahabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Intensitas curah hujan yang mulai meningkat dalam beberapa minggu terakhir, menimbulkan masalah lingkungan Pasar Baru Marabahan.

Air hujan yang semestinya mengalir ke sungai, justru terhambat di saluran drainase pasar. Akibatnya air meluap sampai ke Jalan AES Nasution, ketika hujan bertambah deras.

Lantas pasca-hujan, air tertahan dalam got dan menimbulkan bau kurang sedap lantaran bercampur dengan sampah plastik dan organik.

“Dahulu tidak mampet seperti sekarang. Walau tetap dibersihkan petugas dengan disemprot, tetap saja sampah tergenang,” papar Wiwin, salah seorang pedagang buah dan sayuran, Jumat (20/12).

Akibat sistem drainase terhambat, sejumlah toko di Pasar Baru Marabahan yang tepat berada di belakang Pasar Baru Marabahan Timur, terkena imbas buruk. Ketika hujan deras, air pun menggenangi teras toko mereka.

Agar calon pembeli tidak melewati genangan air, mereka secara swadaya meninggikan teras toko dengan caradisemen.

Tidak hanya becek, genangan tersebut mengundang nyamuk dan berpotensi menarik perhatian ular.

“Kalau hujan deras, hampir dipastikan banjir dan air hampir masuk ke toko. Terutama setelah Pasar Baru Marabahan Timur selesai, selokan di pinggir jalan semakin tersumbat,” timpal Rama, penjaga salah satu toko elektronik.

Kondisi tersebut terbilang kurang mendukung usaha Marabahan untuk kembali berusaha meraih Piala Adipura.

Pun penilaian penilaian tahap pertama sudah selesai dilakukan akhir Oktober 2019, lalu dilanjutkan penilaian kedua dalam beberapa bulan kedepan.

Berdasarkan penilaian tahap pertama, Marabahan memperoleh nilai total 76,77. Nilai tersebut di antaranya disumbangkan pasar yang mendapatkan 75,48 poin dan pertokoan 76,11 poin.

“Pembenahan drainase di lingkungan Pasar Marabahan memang baru dilakukan dalam APBDP 2019,” jelas Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Batola, Noor Chairina, Sabtu (21/12)

“Mengingat keterbatasan anggaran, pembenahan dilanjutkan lagi dalam APBD 2020. Intinya penataan bertahap dan selanjutnya kami berusaha menyelesaikan pembenahan dengan menyesuaikan elevasi drainase dari Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Batola,” imbuhnya.

Imbas pekerjaan bertahap itu adalah aliran air dalam drainase tidak terkoneksi ke sungai. Pun sungai yang berada di belakang Langgar Al Iman sudah terlalu dangkal.

“Itu ditambah beberapa bangunan yang berada di dekat sungai. Artinya membenahi dan mengkoneksikan aliran ke sungai merupakan salah satu rencana dalam tahap kedua,” tandasnya.

Baca Juga:Harga Daging Ayam Di Pasar Marabahan Naik

Baca Juga:Harga Cabe Di Pasar Marabahan Beranjak Turun

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner