Hot Borneo

Simak, Praktisi IT Kalsel Bicara Kasus Pemuda Amuntai Ditangkap FBI dan Interpol

apahabar.com, BANJARMASIN – Heboh penangkapan seorang pemuda asal Amuntai, Hulu Sungai Utara (HSU), berinisial RNS (22)…

Featured-Image
Praktisi IT Kalsel, Ahmad Fakhrizal M.Kom CEH. Foto-Istimewa.

Lantas bagaimana dengan RNS, jika dia scammer dalam phising, apa yang dijual? “Aplikasi. Dia tidak sadar, aplikasi yang sudah diakuinya dibuat sendiri dan dijualnya itu bisa dimanfaatkan orang lain,” sebut dia.

Namun duga Ichal, boleh jadi, RNS tahu manfaat aplikasi itu, tapi tidak berhasil. Lantas daripada tidak menghasilkan, makanya dijual ke marketplace. Tapi sayang kata Ichal, ketika menjual itu RNS tidak memproteksi.

“Sehingga orang lain bisa menggunakan aplikasi itu tanpa harus minta kode serial si penjual aplikasi. Lalu ribut di luar ketika banyak yang dirugikan,” jelas Ichal.

Ichal menyebut, sebelum penangkapan RNS, dunia siber sudah heboh membicarakan pemuda Amuntai ini. “Obrolannya seputar soal teknik yang digunakan RNS,” sebut dia.

Lalu, bagaimana metode yang digunakan RNS? Ichal bilang dengan teknik meolah halaman palsu (perkakas/toolskit).

Biasanya dengan begitu, data-data orang bisa dicuri. Karena, orang tanpa sadar diminta kode verifikasi saat menggunakan aplikasi.

“Jadi orang menggunakan aplikasi RNS, memanfaatkanya untuk mencuri data pribadi orang. Apalagi sasarannya seperti RNS sebut ada tiga, Amazon, PayPal, dan American Expres. Dengan begitu, data pribadi orang dijual oleh si pengguna aplikasi RNS itu,” sebut Ichal.

Lantas, mengapa RNS bisa sampai terendus? Menurut Ichal, ini sebuah kelalaian.

“Dia tidak sadar aplikasi yang dia jual bisa dimodifikasi orang lain meskipun aplikasinya mempunyai lisensi. Kemudian orang yang memodifikasi tersebut menyebarkan kembali dengan versi si pemodifikasi, berdasarkan penelusuran di mesin pencari dan hasil analisa beberapa perusahaan keamaan, aplikasi ini diduga dibajak orang lain, inilah dugaan saya penyebab aplikasi ini menyebar secara masif,” kata Ichal sambil terkekeh.

Terlepas dari itu, Ichal yang pernah jadi saksi ahli IT dalam kasus pembagian harta di Tapin ini mengakui bahwa RNS hebat. Sebagai lulusan SMK, RNS mampu menciptakan aplikasi itu. Namun dia menekankan kemampuan itu, jangan sampai menimbulkan kejahatan.

Meski begitu, Ichal tidak meyakini 100 persen, bahwa aplikasi itu murni dibuat RNS. Boleh jadi RNS sudah punya dasar, kemudian ada aplikasi orang lain, kemudian disempurnakannya.

“Secara teknik dia punya dasar. Dan katanya ada kawan dia lagi dalam kasus ini. Tapi dia mengakui dia yang mengolah, tapi saya tidak sepenuhnya yakin. Namun saya akui dia orangnya pintar,” kata Ichal yang konsen pada security keamanan website ini.

Apakah sudah tepat jika dibina? Ichal hanya bisa tersenyum. Pasalnya kata dia, maksud dibina itu seperti apa.

“Memang harus dibina. Tapi saya bingung soal Wali Kota Banjarbaru pasang badan soal RNS ini, dengan begitu ada upaya pembinaan. Hanya saja pembinaan seperti apa dimaksud,” pungkas dia.

Breaking! Pemuda Amuntai yang Ditangkap Interpol-FBI Dilimpahkan ke Kejari Banjarbaru

Komentar
Banner
Banner