bakabar.com, BANJARMASIN - Sedekah adalah sumber kebajikan yang menjalin hubungan kemanusiaan dengan empati, kasih sayang, dan persaudaraan.
Memberi adalah sumber kebahagiaan, dan seorang Muslim merasa bahagia jika dapat membahagiakan orang lain dengan apa yang ada pada dirinya.
Lantas bagaimana caranya bersedekah?
Cara sedekah terbaik datang dari Nabi kita, Muhammad SAW. Maka dari itu kita akan pelajari bagaimana cara beliau dalam bersedekah.
Simak cara sedekah ala Rasulullah yang dikutip bakabar.com dari berbagai sumber :
1. Mendahulukan Sedekah kepada Kerabat yang Membutuhkan
Salah satu ajaran Rasulullah yang perlu diteladani soal sedekah adalah memberikan bantuan kepada kerabat yang membutuhkan.
Penjelasan tentang memberi sedekah kepada kerabat juga telah difirmankan dalam surat Al-Baqarah ayat 215, yang berbunyi:
"Mereka bertanya kepada engkau tentang apa yang mereka infakkan, Jawablah! Apa saja harta yang kamu infakkan hendaklah diberikan kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Dan apa sahaja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui."
Umat muslim diwajibkan untuk mempererat hubungan kekerabatan. Oleh karena itu, saat memberi sedekah, sangat dianjurkan untuk mendahulukan kerabat sebelum memberi orang lain.
Hal ini karena pemberian sedekah itu juga bisa menjadi salah satu cara untuk mempertahankan atau mempererat hubungan keluarga.
2. Menyalurkan Sedekah kepada Kerabat yang Sedang Bermusuhan dengan Anda
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan HR. Ath-Thabrani, Rasulullah pernah bersabda:
"Sedekah yang paling afdhal adalah yang diberikan kepada keluarga dekat yang memusuhi."
Mengapa demikian? Hal ini karena sedekah jenis itu dapat menjadi cara terbaik untuk melawan keangkuhan hati.
Seseorang biasanya tidak mau berbuat baik kepada mereka yang menyakitinya. Melalui sedekah ini, orang bisa belajar untuk menghilangkan dendam di hatinya.
3. Berikan Barang yang Baik dan Halal
Saat bersedekah, Rasulullah juga menyarankan agar harta yang diberikan itu didapat secara halal atau merupakan barang yang baik.
Hal tersebut juga dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang berbunyi:
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thayyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thayyib (baik)."
Jika merujuk pada hadis di atas, Allah hanya akan menerima sedekah yang berasal dari harta yang halal dan baik.
Untuk itu, Allah akan melipatgandakan pahala bagi siapa saja yang memberikan sedekah dari harta thayyib.
4. Tidak Mengungkit-ungkit Sedekah dan Menyakiti Penerima Sedekah
Ketika telah bersedekah, alangkah baiknya untuk tidak mengungkit-ungkit kembali sedekah yang telah diberikan kepada si penerima sedekah.
Hal ini dilakukan agar, penerima sedekah tidak merasa tersakiti
"Orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang dia infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." (Al-Baqarah: 262)
5. Sedekah Terang-terangan dan Sembunyi-sembunyi
Menyembunyikan sedekah dari pandangan orang lain memang sangat baik karena bisa lebih menjaga kita dalm hal keikhlasan.
Namun bukan berarti sedekah secara terang-terangan adalah hal yang buruk, sedekah dengan dilihat orang lainpun sangat baik, serta memiliki kelebihan lain yakni memeberikan contoh dan motivasi kepada orang lain untuk melakukan hal baik.
"Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu."
6. Tidak Berlebihan dan Jangan Pula Bersikap Kikir
Merujuk pada salah satu ayat Alquran, sifat pertengahan dinilai yang paling baik. Artinya, seseorang dianjurkan untuk tidak terlalu boros dan tak pula bersikap kikir, khususnya saat bersedekah.
Untuk itu, sangat disarankan untuk membelanjakan harta dengan sifat penuh kebaikan dan adil.
"Dan orang-orang yang apabila menginfakkan (hartanya) mereka tidak berlebih- lebihan dan tidak pula terlalu kikir, dan infak itu di pertengahan di antara yang demikian." (AL-Furqan: 76)
7. Bersedekah dalam Setiap Kondisi
Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, "Sodaqoh yang bagaimana yang paling besar pahalanya?" Nabi Saw menjawab, "Saat kamu bersodaqoh hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian." (HR. Bukhari)