bakabar.com, MARTAPURA - Tradisi sedekah kepada anak-anak, khususnya yatim sudah menjadi kebiasaan yang cukup lama berlangsung di Martapura, Kabupaten Banjar.
Hingga kini tradisi itu masih ramai dilakukan warga Muslim setempat. Pada bulan Muharram, umat Islam memang dianjurkan untuk bersedekah dan berpuasa.
Di Desa Tunggul Irang Ulu, Ilir, dan Murung Kenanga atau biasa disebut Tunggul Irang Seberang, tradisi ini rutin dijalankan masyarakat. Biasanya warga setempat berbagi sedekah uang dimulai selepas salat Subuh.
Saking sudah menjadi tradisi, anak - anak di sana menunggu sedekah di depan rumah rumah warga yang berkantong tebal.
"Sejak saya kecil sudah ada tradisi ini," ucap Khairi.
Pria 31 tahun ini bercerita meski sudah jadi tradisi, tetapi sejak kecil dia tidak pernah ikut mengambil sedekah.
"Orang tua saya tidak mengizinkan. Kalau anak - anak lain banyak ikut mengambil sedekah," tuturnya.
Baca Juga: Ian Kasela Disomasi Gegara Lagu Cinderella, Dituntut Ganti rugi Rp20 Miliar!
Baca Juga: Petugas Ungkap Pemicu Kebakaran di Bincau Muara Martapura
Sementara, Abdul Bari, salah satu tokoh masyarakat Tunggul Irang Ulu mengatakan tradisi bersedekah di desanta sudah berlangsung kurang lebih dua dekade terakhir. Adapun tradisi membikin bubur Asyura sudah sangat lama.
"Banyak anak - anak berebut sedekah pagi tadi, yang bersedekah warga yang berduit. Awalnya khusus anak yatim sekarang yang tidak yatim ikut juga," ucapnya.
Menurut mantan pambakal periode sebelumnya ini, tradisi ini sangat baik untuk terus dilakukan, sebab 10 Muharam jadi salah satu hari yang ditunggu anak - anak.
"Anak - anak sangat gembira, walaupun sedekahnya hanya seribu dua ribu ada yang lima ribu, tapi yang bersedekah banyak. Jadi ini tradisi yang baik," tandas Abdul Bari.