pilpres 2024

Sering Endorse Capres, Sikap Jokowi Dinilai Tidak Pantas

Pernyataan Presiden Jokowi yang selalu memberi sinyal dukungan pada tokoh-tokoh yang potensial menjadi capres 2024 dinilai tidak pantas.

Featured-Image
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri kegiatan Nusantara Bersatu di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, (26/11/2022). (Foto: Antara)

bakabar.com, JAKARTA- Sikap  Presiden  Jokowi yang selalu memberi sinyal dukungan pada tokoh-tokoh yang potensial menjadi capres 2024 dinilai tidak pantas. Mengingat posisi Jokowi sebagai Presiden tidak boleh menjadi King Maker dan harus menghormati demokrasi.

Hal itu itu disampaikan Pengamat Politik Hendro Satrio sebagaimana yang dilansir dari inilah.com 27/11.

“Harusnya sebagai kepala negara jangan jadi king maker, hormati demokrasinya. Supaya sehat,” ujar Hendro.

Baca Juga: Pesan Berantai ‘Jokowi Gagal Membuka Acara’ Muncul di Munas KAHMI, Ada Keterlibatan BINDA?

Lebih lanjut menurut Hendro, untuk urusan Capres ada baiknya Jokowi sama sekali tidak usah mengeluarkan penyataan dukungan, baik kepada salah satu capres maupun untuk semua capres yang maju bertarung pada pilpres 2024.

“Jokowi sebetulnya presiden itu tidak boleh mengarahkan atau mendukung salah satu calon presiden. Mendukung semuanya aja enggak boleh, nanti iri-irian. Jangan dukung sama sekali, diam aja udah diam,” tegas Hendro.

Baca Juga: Relawan ABJ: Pesan Jokowi Siratkan Dukungan untuk Ganjar

Sebelumnya Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung mengatakan sikap Presiden Jokowi yang terlalu sering umbar dukungan kepada capres jelang Pilpres 2024 menunjukan presiden tidak mengetahui etika demokrasi.

Hal itu diungkap Rocky tidak lama setelah Jokowi memberi sinyal dukungan kepada Prabowo pada Pilpres 2024 dengan mengatakan “2024 adalah jatah Prabowo Subianto”.

Melalui channel youtubenya yang diunggah pada kamis (10/11), presiden harus dipilih dalam sebuab kompetisi yang fair dan presiden sebagai kepala negara secara etika tidak boleh ikut campur apalagi menunjukkan dukungan.

“Presiden itu dipilih di dalam sistem yang kompetisinya yang fair. Jadi kalau presiden mau calon yang spesial, misalnya maunya Prabowo, itu artinya presiden tidak tahu etika demokrasi,” kata Rocky di channel youtubenya.

Jejak Endorsment Capres Jokowi

Jelang pilpres 2024 tercatat Jokowi beberapa kali memberi memberi sinyal dukungan kepada tokoh yang dinilai potensial untuk maju pada pilpres 2024.

Tidak lama setelah Anies Baswedan dideklarasikan sebagai Capres 2024 oleh partai Nasdem, Jokowi memberi sinyal dukungan kepada ketua umum Golkar, Airlangga Hartarto.

Baca Juga: Relawan Jokowi Anggap Ganjar Mewakili Kriteria Pemimpin Merakyat

Dalam sambutannya pada Puncak perayaan HUT ke-58 Golkar di Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/10), Jokowi meyakini Partai Golkar akan memilih sosok yang mumpuni seperti Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024.

"Betul-betul pemimpin ke depan ini harus kita pilih yang memiliki jam terbang yang tinggi. Salah satu yang saya lihat, Bapak Airlangga Hartarto," kata Jokowi saat itu.

Pada awal November Jokowi sampai dua kali memberi sinyal dukungan kepada menteri pertahanan yang juga mantan rivalnya pada pilpres 2014 dan 2019, Prabowo Subianto.

Sinyal dukungan kepada Prabowo yang pertama ditunjukkan Jokowi di sela sela acara Indodefence Expo, di JIExpo Kemayoran, Rabu 2/11

"Sudah sejak awal. Kok restu-restu? Sejak awal saya sampaikan mendukung beliau," ujar Jokowi saat itu sambil menunjuk Prabowo.

Sinyal kedua adalah pada saat ulang tahun partai Perindo, Jokowi menyatakan 2024 adalah jatahnya Prabowo.

"Dua kali di pilpres juga menang. Mohon maaf, Pak Prabowo. Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo," kata Jokowi saat hari puncak ulang tahun Perindo, Senin 7/11.

Baru baru ini Jokowi kembali memberi sinyal dukungannya kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Baca Juga: Pesan Jokowi Pilih Capres 2024: Sadar Atas Keberagaman Agama

Di hadapan ribuan massa yang hadir pada acara Gerakan Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno (GBK) pada sabtu 26/11, Jokowi meminta agar memilih pemimpin yang memiliki kerutan di wajahnya dan berambut putih.

“pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari mukanya, Itu kelihatan dari penampilannya itu kelihatan banyak kerutan di wajahnya karena mikirin rakyat. Ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua ada. Ada itu” kata Jokowi

Di sisi lain, Jokowi juga berpesan agar berhati hati dengan calon pemimpin yang berwajah bersih dan tidak memiliki kerutan.

“Kalau wajahnya cling, bersih, tidak ada kerutan di wajahnya, hati-hati,” Jokowi.

Entah siapa tokoh politik berwajah cling yang dimaksud oleh Jokowi. Namun jika melihat profil tokoh yang potensial maju pada pilpres 2024, hanya Anies Baswedan dan AHY yang memiliki kriteria tersebut. 

Editor


Komentar
Banner
Banner