bakabar.com, JAKARTA - Kalimantan Selatan (Kalsel) berhasil mengekspor limbah kelapa sawit berupa palm kernel expeller (PKE) ke negara tujuan, China. Sebelumnya, komoditas yang akan diekspor itu telah melewati tindakan karantina sesuai standar yang diterbitkan dalam dokumen Phytosanitary Certificate (PC) yang memang disyaratkan oleh negara tujuan ekspor.
Hal itu diungkapkan Kepala Karantina Pertanian Banjarmasin Nur Hartanto di Banjarmasin. Menurutnya, PKE yang dihasilkan dari pengolahan biji kelapa sawit menjadi minyak senilai Rp15,03 miliar.
"PKE yang diekspor sebanyak 6.300 ton, salah satu manfaatnya sebagai bahan baku pakan ternak sehingga banyak negara seperti China, Vietnam, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan negara Eropa mengimpornya," ujar Nur Hartanto di Banjarmasin, Minggu (22/1).
Sebelum diberangkatkan ke negara tujuan, petugas Karantina Wilayah Kerja Batulicin melakukan pemeriksaan untuk memastikan komoditas telah sesuai jumlah dan jenisnya.
Baca Juga: DKP Kalsel Gelar Pasar Murah Jelang Haul Guru Sekumpul
"Juga terbebas dari organisme pengganggu tumbuhan/organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPT/OPTK) berupa serangga hidup," jelasnya.
Hartanto juga memastikan gudang penyimpanan telah sesuai standar dan mampu mencegah penularan OPT/OPTK ke media pembawa. Serta mampu menjamin PKE bebas dari OPT/OPTK selama di gudang sampai dengan pemuatan ke kapal.
"Kami berkomitmen untuk selalu memperhatikan kualitas dan kesehatan secara menyeluruh terhadap komoditas yang akan diekspor," jelas dia.
Baca Juga: Produsen Sawit Diminta Tingkatkan Kerja Sama Pasca Aturan Baru Uni Eropa
Sistem otomasi perkarantinaan (IQfast) Karantina Pertanian Banjarmasin mencatat nilai ekspor komoditas pertanian Kalsel mencapai Rp7,03 triliun di tahun 2022.
Subsektor perkebunan sawit dan turunannya mendominasi lebih dari 86 persen dalam hal kontribusi sebagai penyumbang devisa terbesar ekspor di Kalsel, yaitu sebanyak 498 ribu ton dengan nilai Rp6,2 triliun.