Hot Borneo

Setelah Sepekan Kematian Subhan Tersangka Narkoba Polresta Banjarmasin…

apahabar.com, BANJARMASIN – Sepekan sudah kematian Subhan, tahanan narkoba Polresta Banjarmasin. Sejumlah anggota Satresnarkoba terus diperiksa….

Featured-Image
Sejumlah luka termasuk lebam ditemukan pada jasad Subhan. Kompolnas mendorong kasus kematian terduga pengedar narkotika itu diusut tuntas. Foto: Sonia untuk apahabar.com

bakabar.com, BANJARMASIN – Sepekan sudah kematian Subhan, tahanan narkoba Polresta Banjarmasin. Sejumlah anggota Satresnarkoba terus diperiksa. Bagaimana hasilnya?

Sebagai pengingat, 14 Juni 2022 atau dua hari setelah kematian Subhan tim pengawasan internal (Paminal) diterjunkan Propam Polda Kalsel.

Mereka diperintahkan fokus untuk mengusut kasus kematian Subhan yang tewas usai delapan hari ditangkap.

Kabid Propam Polda Kalsel, Kombes Djaka bilang pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah anggota.

“(Yang diperiksa, red) penyidik dan pembantu penyidik. Selebihnya silakan ke Kabid Humas,” katanya tanpa merinci berapa jumlahnya, Kamis lalu (16/6).

Enam hari bergulir, lantas bagaimana perkembangan hasil dari pemeriksaan anggota Polresta Banjarmasin itu?

Media ini kembali mencoba mengonfirmasi ke Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Rifa’i.

Namun sayang, Kombes Rifa'i masih belum bisa berbicara banyak.

Mantan Kapolres Batola ini berkata bahwa tim Paminal masih bekerja.

Dirinya juga mengaku belum menerima hasil pemeriksaan.

“Saya belum bisa menyampaikan kalau belum ada, (Propam, red) masih turun, masih perlu waktu. Nanti kalau ada update hasil disampaikan,” ujarnya.

Ditanya soal jumlah anggota yang diperiksa, Kombes Rifa'i juga masih belum bisa menjawab hal itu.

“Ya itu nunggu hasil, ‘kan enggak bisa ngomong jumlah,” pungkasnya.

Walhasil bisa dikatakan sampai hari ini perkembangan pengusutan kasus dugaan penganiayaan Subhan seakan masih berjalan di tempat.

Sebagai pengingat, Subhan adalah tersangka narkoba Polresta Banjarmasin asal Pekapuran. Jumat sore 13 Juni, dia ditangkap atas kepemilikan dua paket sabu.

Malang, Sabtu 11 Juni Subhan meregang nyawa ketika dirawat di RS Bhayangkara Banjarmasin.

Keluarga merasa kematiannya syarat kejanggalan. Pasalnya di tubuhnya didapati sejumlah luka hingga lebam. Muncul kecurigaan Subhan menjadi korban penganiayaan.

Kompolnas Bersurat

Giliran Kompolnas Pelototi Tewasnya Tahanan Banjarmasin: “Sudah Saatnya Penyidik Dibekali Kamera Badan”

Buntut tewasnya Subhan, Kompolnas kemudian menyurati Kapolda Kalsel Irjen Rikwanto. Kompolnas meminta seluruh personel terkait diperiksa.

“Penyidik, petugas jaga tahanan, dan sesama tahanan harus diperiksa. Kompolnas akan memantau penanganan kasus ini,” ujar Komisioner Kompolnas Poengky Indarti kepada bakabar.com, baru tadi.

Jika nantinya ditemukan pelanggaran, Poengky mendorong pertanggungjawaban selain etik guna efek jera.

"Demi keadilan, juga harus ada pertanggungjawaban pidana," ujarnya.

Mengenai surat Kompolnas, pihak Polda Kalsel sendiri mengaku belum menerima.

“Belum,” singkat Rifai, sampai kemarin.

Sudah Tiga tewas

Kematian Berulang Target Kepolisian Kalsel, Prof Denny: Polanya Terlihat Jelas

Ancaman kekerasan oleh aparat terus membayangi Kalimantan Selatan. Hanya kurang dari setahun, tiga nyawa melayang di tangan kepolisian.

Sebelum Subhan, ada nama Sarijan yang tewas digerebek sejumlah anggota Polres Banjar di Desa Pemangkih Banjar, Desember 2021.

Empat bulan berlalu, giliran Iyur meregang nyawa dalam sebuah penyergapan sejumlah personel Polres Banjarbaru di Desa Jawa Laut Martapura, April 2022.

Kesamaan dari ketiga kasus kematian itu, polisi belum membuka hasil pemeriksaan internal mereka.

Selain Kompolnas, kematian Subhan lebih dulu mengundang perhatian Komnas HAM. Kepolisian diminta proaktif dan setransparan mungkin menindaklanjuti sebab kematian Subhan.

"Salah satu isu strategis Komnas HAM memang adalah kekerasan oleh aparat negara. Kami akan melakukan pengamatan situasi HAM atas peristiwa ini," ujar Koordinator Subkomisi Penegakan HAM, Hairansyah kepada bakabar.com.

Berbeda dengan Kompolnas, belakangan waktu Komnas HAM tidak lagi mengabarkan tindak lanjut atas rencana pendampingan pengusutan kematian Subhan.

Duka Keluarga

IPW Soal Kematian Subhan: Bila Kapolda Kalsel Tak Mampu, Kapolri Turun Tangan

Kapolresta Banjarmasin, Kombes Sabana Atmojo memberi tali asih kepada keluarga Subhan.

"Santunan ini merupakan bentuk empati," kata Kombes Sabana, Senin (20/7).

Sebelumnya, Kombes Sabana juga memberikan bantuan untuk acara haul hingga 100 hari kematian Subhan kepada keluarga.

Meski begitu, Kombes Sabana menegaskan pemberian santunan itu semata sebagai bentuk empati.

"Semua ikhlas karena Allah," ujarnya.

Pemberian tali asih dari orang nomor satu di jajaran Polresta Banjarmasin itu pun disambut baik Sonia.

Sonia terlihat sangat berterima kasih atas kepedulian yang diberikan oleh Sabana.

Apalagi Sonia juga melihat jika Kombes Sabana terlihat ikhlas memberikan santunan.

Namun istri mendiang Subhan ini menegaskan pihak keluarga belum mengikhlaskan kematian Subhan.

"Pemberian itu tidak didasari motif apapun. Tidak ada hitam di atas putih soal perjanjian damai," bebernya.

Ditanya apakah ada niatan untuk melapor? Sonia hanya menjawab jika dirinya masih trauma atas kejadian yang menimpa suaminya. Saat ini dia hanya ingin menenangkan diri terlebih dahulu.

@apahabarcom

Tahanan Tewas di Banjarmasin, Ditangkap, Tanpa Kabar, Pulang Tak Bernyawa #tiktokberita#banjarmasin

♬ suara asli – bakabar.com – bakabar.com



Komentar
Banner
Banner