Kenaikan Harga Getah Karet

Setelah Harga Naik, Petani Karet di Lebak Kembali Bergairah

Sejumlah petani karet di Kabupaten Lebak, Banten kembali bergairah menggeluti usaha perkebunan karet.

Featured-Image
Petani karet di Kabupaten Lebak, Banten kembali bergairah menggeluti usaha perkebunan karet usai harga di tingkat pengepul melonjak hingga menembus Rp6.000 dari sebelumnya Rp3.000 per kilogram. Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Sejumlah petani karet di Kabupaten Lebak, Banten kembali bergairah menggeluti usaha perkebunan karet. Hal itu menyusul harga getah karet di tingkat pengepul melonjak hingga menembus Rp6.000 dari sebelumnya Rp3.000 per kilogram.

"Melonjaknya harga getah karet itu dipastikan dapat menggulirkan ekonomi masyarakat pedesaan," kata H Sukatma (58), seorang petani warga Desa Sindangwangi, Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, Senin (3/4).

Petani karet di Kabupaten Lebak tentu merasa senang dengan melonjaknya harga getah karet di tingkat pengepul menjadi Rp6.000/kilogram. Saat ini, petani kembali bergairah dan semangat untuk merawat perkebunan karet agar memiliki produktivitas tinggi.

Biasanya, produktivitas getah karet dari lahan seluas satu hektare bisa menghasilkan dua ton/bulan.

Baca Juga: Pasutri Penyadap Karet di Upau Tabalong Diterkam Beruang!

"Dengan harga Rp6.000/kilogram maka bisa menghasilkan Rp12 juta dan bisa meraup keuntungan bersih Rp6 juta setelah dipotong biaya buruh sadap dan angkut," katanya menjelaskan.

Begitu pula Suryana (60), warga Desa Sindangratu, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak mengatakan sejak dua pekan terakhir, di wilayahnya sejak pagi ramai petani mendatangi perkebunan karet. Hal itu terjadi pasca-membaiknya harga getah karet di tingkat pengepul.

Sebagian besar warga yang merupakan petani karet dan sempat tidak merawat perkebunan karet mereka. Hal itu imbas dari anjloknyaharga karet beberapa waktu lalu yang mencapai hingga Rp2.000/kg.

Karena itu, momen kenaikan harga getah karet akhir-akhir ini, membuat mereka kembali bergairah dan bersemangat. Pasalnya, perkebunan karet masih menjadi andalan ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Petani Bone Keluhkan Penggunaan e-Alokasi Pupuk Bersubsidi

"Kami berharap sebelum Lebaran bisa menjual getah karet sebanyak dua ton dengan harga Rp6.000/kg, sehingga menghasilkan pendapatan Rp12 juta," katanya pula.

Sahari (58), petani karet di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak menjelaskan membaiknya harga getah karet di tingkat pengepul berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat

Sebelumnya, perkebunan karet menjadi andalan pendapatan ekonomi petani saat harga Rp7.000 sampai Rp10.000/kg. Perkebunan karet di wilayahnya itu kebanyakan peninggalan dari orang tua dan hingga kini masih banyak petani yang mempertahankan komoditas karet.

"Kami menyadap getah karet dari pohon dan diambil getah itu pada Minggu (9/3) pekan depan," katanya menjelaskan.

Baca Juga: Saat Ramadan, Permintaan Kolang-Kaling di Lebak Meningkat

Cenglin (60), seorang pengepul karet mengatakan dirinya memasok karet ke pabrik di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak dan nantinya dipasok ke Jakarta, Lampung, dan Bandung.

Bahkan, produk karet dari Lebak ditampung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk dijadikan campuran aspal karet.

"Kami menampung getah karet itu tergantung kualitas dengan harga antara Rp6.000 sampai Rp7.000/kg," katanya pula.

Editor
Komentar
Banner
Banner