bakabar.com, BANJARBARU – Revolusi Hijau yang dicanangkan Gubernur Kalsel H. Sahbirin Nor saat ini tengah diseriusi oleh Dinas Kehutanan (Dishut) Kalimantan Selatan (Kalsel), melalui program rehabilitasi hutan dan lahan serta daerah aliran sungai (DAS).
Kepala Dishut Kalsel dan jajarannya belum lama ini menggelar dialog interaktif bersama mahasiswa Fakultas Kehutanan ULM Banjarbaru yang bertempat di Puncak Tengger Tahura Sultan Adam Mandiangin.
Dalam talk show tersebut dijelaskan mengenai lahan kritis dan program-program Dishut yang sedang dijalankan.
“Target rehab lahan kritis tahun 2019 ini seluas 32.000 hektar, dan tentunya ini tidak bisa hanya di kerjakan oleh pemerintah saja, melalui program rehab DAS yang melibatkan para pemegang Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan atau IPPKH berkewajiban melakukan penanaman pada lahan kritis,” ujar Kepala Dishut Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq kepada bakabar.com, Selasa (23/7/2019).
Tentunya membutuhkan perencanaan dan dana yang banyak untuk luasan lahan kritis yang harus direhab.
“Target 32.000 hektar sangat besar sehingga tidak sedikit dana yang di butuhkan,” lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa revolusi hijau ini hanyalah awal dan sebagai pondasi, yang mana nanti di 2020 pihaknya akan membangun forest city.
Dari kegiatan Rehab DAS tersebut akan di Monitoring dan dievaluasi setiap tahunnya selama 3 tahun.
“Jadi setiap tahun akan kita evaluasi pertumbuhannya dan akan di serahkan ke pemerintah selanjutnya pemerintah akan menyerahkan kepada masyarakat setempat untuk mengelolanya,” tambahnya.
Dalam kegiatan rehab DAS ini juga melibatkan masyarakat setempat sebagai tenaga kerja.
“Dengan adanya keterlibatan masyarakat maka akan terjalin hubungan yang harmonis antara masyarakat, pemerintah dan pihak pemegang IPPKH, sehingga nantinya hutan kita hijau dan masyarakat nya sejahtera” pungkas Hanif.
Baca Juga:Kadishut Kalsel Apresiasi Forum Komunikasi Perbenihan Tanaman Hutan
Baca Juga:Dishut Gelar Pelatihan Penyuluh Kehutanan
Reporter: Nurul Mufidah
Editor: Aprianoor