bakabar.com, JAKARTA - Peristiwa diturunkannya wahyu kitab suci Umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai Nuzululul Quran yang diperingati setiap tanggal 17 Ramadan.
Bukti bahwa Alquran turun di bulan suci Ramadan, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ
Artinya:"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang haq dan yang batil)." (QS Al-Baqarah: 185).
Deni Darmawan dalam buku Keajaiban Ramadan menjelaskan bahwa adanya tradisi peringatan Nuzulul Quran di Indonesia menjadi syiar di tengah masyarakat supaya umat Islam senantiasa menjadikan Alquran sebagai way and guidance of life atau pedoman dalam hidupnya.
Di Indonesia, peringatan Nuzulul Quran diadakan dengan cara dan tradisi yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Dilansir dari laman CNN Indonesia, berikut ini terdapat 4 tradisi peringatan Nuzulul Quran di Indonesia.
Tradisi Peringatan Nuzulul Quran
1. Tradisi Seribu Tumpeng
Tradisi seribu tumpeng merupakan tradisi peringatan Nuzulul Quran yang digelar di Keraton Kasunanan Surakarta. Pada tradisi ini, terdapat seribu tumpeng yang diarak dari wilayah keraton menuju Joglo Sriwedari Solo pada malam 21 Ramadan.
Tradisi seribu tumpeng di Surakarta juga disebut dengan tradisi Maleman Sriwedari. Arak-arakan tumpeng menjadi simbol para sahabat Nabi Muhammad SAW ketika menyambut kedatangan beliau setelah menerima wahyu kitab suci Alquran dari Allah SWT.
Setelah tumpeng diarak hingga Joglo Sriwedari, warga boleh makan dan menikmati nasi tumpeng tersebut.
2. Tradisi Kuwah Beulangong
Tradisi kuwah beulangong adalah acara kenduri yang menjadi peringatan Nuzulul Quran di Aceh. Tradisi ini juga dikenal dengan nama Tammat Daruh atau khatam Alquran.
Dalam acara kenduri, disajikan aneka masakan dan berbagai jenis kue. Salah satu makanan yang dijadikan sebagai menu utama kenduri Nuzulul Quran di Aceh ini, yaitu kuwah beulangong.
Kuwah beulangong merupakan makanan yang terdiri dari daging sapi atau kambing kemudian dicampur dengan nangka muda serta bumbu rempah yang khas.
Menu utama ini dimasak di area masjid menggunakan kuali besar atau belanga secara bergotong-royong dan dinikmati bersama-sama. Penyajian menu ini juga ditambah dengan sayuran pelengkap, seperti batang pisang, pisang kepok muda, serta labu.
3. Tradisi Maleman
Tradisi maleman merupakan tradisi peringatan Nuzulul Quran yang digelar di Lombok. Pelaksanaan tradisi ini dimulai dengan menyalakan dilah jojor, yaitu suluh penerang dari buah jamplung yang dibuat secara tradisional.
Obor dilah jojor akan dinyalakan selepas sholat magrib. Setelah itu, masyarakat akan bersama-sama melantunkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
4. Khataman Alquran dan Doa Bersama
Selain tradisi khusus di tiap-tiap daerah, peringatan Nuzulul Quran di Indonesia juga diperingati dengan rangkaian acara yang digelar di tiap-tiap masjid.
Acara peringatan tersebut di antaranya mulai dari khataman Alquran hingga doa bersama.
Tak hanya itu, malam Nuzulul Quran juga dapat diperingati dengan melaksanakan beberapa amalan sunah.
Dikutip dari laman NU Online, di antara amalan untuk mengisi malam Nuzulul Quran, di antaranya dengan tadarus Alquran seraya mentadaburi dan mempelajari isi kandungannya, memperbanyak i'tikaf atau berdiam diri di masjid sembari beribadah, serta menunaikan sholat malam.
Itulah tradisi peringatan Nuzulul Quran yang biasa digelar dan diamalkan oleh umat muslim di Indonesia.
Sejatinya, perayaan tersebut ditujukan untuk mengingatkan kembali pentingnya menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Alquran dalam kehidupan sehari-hari.