bakabar.com, JAKARTA – Harga sahamPT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)menyentuh level harga saham tertinggi dalam kurun waktu enam tahun terakhir.
Dilansir dari CNBC Indonesia, pada perdagangan hari ini, Rabu (6/3/2019), harga saham berkode GIAA tersebut tercatat naik 12,50% ke level Rp 630/saham. Volume perdagangan juga tercatat cukup besar 228,03 juta saham senilai Rp 138,74 miliar.
Terakhir kali saham GIAA berada pada level Rp 630-an pada 26 April 2013. Saat itu harga saham Garuda ditutup pada level harga Rp 634/saham, setelah itu harganya terus terkoreksi dan sempat berada pada level harga Rp 200/saham.
Kinerja perseroan dan industri penerbangan secara umum dalam kurun waktu tersebut tidak terlalu menggembirakan. Perang harga tiket dan kenaikan harga bahan bakar membuat banyak maskapai sulit mendapatkan margin keuntungan besar bahkan cenderung merugi.
Baca Juga:Tiket Garuda Turun Jadi Rp 999.999
Nah, pada awal 2019 ini industri penerbangan mulai mendapat insentif dengan penurunan harga avtur. Selain itu, maskapai penerbangan juga mulai melalukan konsolidasi.
Garuda mengambil inisiatif untuk melakukan konsolidasi tersebut. Pekan lalu, Garuda Indonesia resmi menyampaikan rencana akuisisi minimal 51% saham PT Sriwijaya Air karena opsi tersebut sudah termaktub dalam perjanjian kerja sama operasi (KSO) yang diteken bersama kedua pihak pada November 2018.
“Oh iya kami di dalam perjanjian memang sudah ada opsi untuk membeli minimum 51% [saham Sriwijaya],” kata Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra di Jakarta, Kamis (28/2/2019).
Laporan keuangan GMFI pada 2018 menunjukkan, Sriwijaya memiliki utang perawatan pesawat kepada GMF AeroAsia sebesar US$52,84 juta, naik dari Desember 2017 sebesar US$19,48 juta dan utang dari NAM Air sebesar US$2,28 juta, turun dari sebelumnya US$3,02 juta.
Utang inilah yang nantinya akan dikonversi menjadi kepemilikan saham.
Editor: Aprianoor