Sejarah TNI

Sempat Tak Direstui, Begini Jalan Terjal dalam Sejarah Pembentukan TNI

Meski kini dirayakan dengan penuh suka cita, ternyata eksistensi angkatan bersenjata Indonesia sempat tak direstui para pendiri bangsa.

Featured-Image
Jalan terjal dalam sejarah pembentuka TNI (Foto: dok. Dictio)

bakabar.com, JAKARTA - Baliho bertuliskan “Dirgahayu TNI 5 Oktober 1945 - 5 Oktober 2022 TNI adalah Kita” terpampang lebar di halaman Istana Merdeka, Rabu (5/10). Deretan alutsista juga nampak berjejer rapi sedari pukul 07.00 WIB tadi.

Pesawat TNI Angkatan Udara pun turut unjuk kebolehan. Beberapa di antaranya, pesawat F-16 melakukan fly pass, helikopter membentangkan Sang Saka raksasa, serta Jupiter melakukan akrobat.

Begitulah kiranya agenda peringatan HUT ke-77 TNI yang jatuh pada hari ini, Rabu, 5 Oktober 2022.

Setiap anual, kegiatan semacam ini rutin dilakukan dalam rangka merayakan hari jadi angkatan bersenjata Indonesia.

Meski kini dirayakan dengan penuh suka cita, ternyata eksistensi angkatan bersenjata sempat tak direstui para pendiri bangsa.

Riwayat terbentuknya TNI telah melalui jalan panjang – yang tentunya tak mudah – sejak proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.

Silang Pendapat Golongan Tua dan Muda

Kendati sudah memproklamasikan kemerdekaan, situasi Indonesia kala itu tak serta merta jadi tenang.

Bangsa ini masih perlu meningkatkan kewaspadaan, manakala terjadi bentrokan antara Jepang dan Sekutu.

Sebab itulah, para pemuda menginginkan agar Indonesia segera membentuk angkatan perang.

Djamhari dalam buku Ichtisar Sejarah Perjuangan ABRI menyebut, bahkan kaum muda sudah mendirikan laskar-laskar bersenjata di pelbagai wilayah Tanah Air.

Bagi golongan muda, eksistensi badan pembelaan negara amat diperlukan jika negeri ini ingin benar-benar berdaulat.

Sudah saatnya seluruh elemen bangsa bersatu merebut kekuasaan negara sepenuhnya – yang secara tak langsung masih berada di tangan penguasa Jepang.

Namun, golongan tua tak sepaham dengan pemikiran tersebut. Sebagian dari mereka menilai kemerdekaan bisa dipertahankan tanpa bentrokan, yaitu dengan memperoleh pengakuan dari Sekutu selaku pemenang Perang Dunia II.

Gebrakan dari Golongan Muda

Walaupun ditentang golongan tua, kaum muda tetap enggan berdiam diri. Sugeng Istanto dalam buku Perlindungan Penduduk Sipil dalam Perlawanan Rakyat Semesta dan Hukum Internasional menyebut para pimpinan pemuda di Jakarta menginisasikan sesuatu.

Tepatnya pada 19 Agustus 1945, mereka menyusun rancangan dekrit pembentukan tentara Indonesia sebagai kelengkapan negara yang telah diproklamirkan.

Sekaligus, untuk menghadapi penguasa Jepang yang persenjataannya masih lengkap.

Beruntung, gebrakan tersebut masih mendapat dukungan dari segelintir golongan tua. Adalah Abikoesno Tjokrosoejoso dan Otto Iskandardinata, yang membawa rancangan pembentukan tentara Indonesia rumusan kaum muda itu ke sidang PPKI.

Pemaparan dari keduanya sempat diterima, meskipun masih terjadi pro dan kontra. Namun, para pimpinan Indonesia merasa perumusan rancangan angkatan bersenjata sebagai kesalahan besar.

Sebagai gantinya, rancangan dekrit pembentukan tentara yang sempat disetujui itu diubah menjadi maklumat pembentukan suatu badan keamanan. Momen inilah yang menjadi awal kelahiran Badan Keamanan Rakyat atau BKR.

Jalan Terjal Menjadi TNI

BKR pada mulanya hanya disisipkan sebagai bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP).

Ini merupakan badan telah didirikan sebelumnya supaya tak membuat penguasa Jepang curiga.

Pembentukan BKR mendapat restu dari Presiden Soekarno, tepatnya pada 23 Agustus 1945.

Nasution dalam buku Tentara Nasional Jilid 1 menjelaskan badan tersebut belum ditempatkan sebagai angkatan bersenjata reguler.

BKR hanya ditugaskan untuk menjaga keamanan. Pun, juga bukan merupakan institusi yang dibebani tanggung jawab sebagai pertahanan negara.

Namun, kekhawatiran golongan muda di awal benar-benar terjadi. Sekutu datang ke Indonesia dengan membonceng Belanda berwujud NICA. Alhasil, fungsi BKR pun ditingkatkan. 

Melalui Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945, BKR berubah nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat atau TKR. Tanggal resmi pembentukan TKR inilah yang kemudian ditetapkan sebagai HUT TNI.

Editor


Komentar
Banner
Banner