bakabar.com, BANJARBARU - Bantuan helikopter multi fungsi (water bombing dan patroli) dari BNPB untuk Kalsel sempat mendarat darurat di Pangkalan Bun, Kalteng, kemarin (27/7/2023).
Namun heli bernomor EX-08042 itu saat ini sudah tiba di Kalsel. Heli ini memang dikirim BNPB untuk Kalsel dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Banua.
"Keadaan heli saat ini tidak ada masalah. Buktinya sudah diizinkan melanjutkan penerbangan ke sini dari Pangkalan Bun," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kalsel, Pormadi Dharma, Jumat (28/7).
Dengan datangnya satu helikopter itu, Kalsel sudah mendapatkan 5 unit heli dari BNPB untuk penanganan karhutla di Banua. "Dua heli patroli dan 3 water bombing," sebutnya.
Bantuan heli dari BNPB ini dianggap efektif dalam penanganan karhutla di Kalsel. Sebab petugas kerap kesulitan memadamkan api di lahan yang tak terjangkau.
"Dengan adanya heli water bombing jadi bisa memadamkan api di lahan yang jauh. Sampai saat ini baru empat heli yang beroperasi. Yang baru datang menunggu verifikasi dulu," katanya.
Baca Juga: Cerita Pemilik Lahan Insiden Helikopter BNPB Mendarat Darurat di Pangkalan Bun
Di sisi lain, teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan di langit Kalsel kembali dilanjutkan, setelah sempat dihentikan sementara.
"Besok hari terakhir TMC," sahut Adi Bayu Rusadi, Koordinator Lapangan TMC pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Secara total, sejak operasi mulai 7-11 Juli dan kembali dilanjutkan mulai 23 Juli, pihaknya telah melaksanakan 13 sorti penerbangan penyemaian awan dalam 29 jam 55 menit dengan menghabiskan 10,4 ton bahan semai.
Adapun luasan hutan dan lahan di Kalsel yang terbakar total keseluruhan 372,38 hektare. Banjarbaru paling mendominasi.
Di Banjarbaru, lahan yang terbakar seluas 134,23 hektare dan hutan 11 hektare. Disusul Tanah Laut seluas 110,83 hektare.
Kemudian Kabupaten Banjarn dengan luasan lahan yang terbakar 31,4 hektare dan 53,2 hekatare hutan.
Lalu Hulu Sungai Selatan seluas 10,2 hektare dan Barito Kuala 6,55 hektare. "Kemudian Hulu Sungai Utara 5,25 hektare," timpal Ricky Ferdyanto, Manajer Pusdalops BPBD Kalsel.
Sementara di Kabupaten Tapin hanya 5 hektare. Adapun Hulu Sungai Tengah dan Balangan masing-masing 1,5 hektare.
Baca Juga: Terungkap Penyebab Helikopter BNPB Mendarat Darurat di Pangkalan Bun