bakabar.com, JAKARTA – Keberadaan lampu lalu lintas membuat kondisi jalan tertata dengan baik. Namun, tak dapat dipungkiri, berlama-lama di lampu merah dapat membuat pengendara merasa jengkel.
Begitu pun dengan pedagang yang ikut terjebak macet di lampu merah, seperti yang terlihat dari sebuah video viral di media sosial. Dalam video tersebut, seorang pedagang gerobak dorong nampak asyik menggoreng risol di tengah kemacetan dan lampu merah yang lama.
Terlepas dari tragedi dan hal-hal unik yang terjadi di lampu merah, pengatur jalan itu memiliki sejarah panjang. Bahkan, dalam penyempurnaannya, lampu lalu lintas sampai menimbulkan korban luka.
Lantas, bagaimana kisah terbentuknya lampu lalu lintas? Berikut pembahasan mengenai sejarah beserta sosok penemunya, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber.
Bermula dari Kecelakaan yang Tewaskan Ribuan Jiwa
Tokoh yang pertama kali menemukan lampu lalu lintas adalah John Peake Knight, seorang manajer kereta api asal Inggris. Inovasi ini berawal dari keprihatinan atas kondisi jalanan di negara tempat tinggalnya.
Pada 1866, sejarah mencatat jalanan di Kota London sering terjadi kecelakaan, bahkan sampai meregang 1.102 nyawa. Untuk mengatasi permasalahan ini, Knight mengusulkan sistem sinyal guna mengatur lalu lintas.
Alhasil, pada 1868, dia pun membuat lampu lalu lintas menggunakan lentera betenaga gas yang berputar dengan lampu merah dan hijau di ujung lengan kayu. Lampu ini mengadopsi sistem semaphore berdasarkan sinyal kereta api.
Temuan Knight yang demikian lantas mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat. Sayangnya, proyek tersebut hanya bertahan selama tiga tahun. Proyek ini dihentikan pada 1869, sebab lampu itu tiba-tiba meledak dan mengakibatkan seorang polisi terluka parah.
Produk 'Gagal' Knight Dikembangkan oleh Garett Morgan
Kendati dicap sebagai 'produk gagal', inovasi Knight yang demikian terus dikembangkan oleh Garrett Morgan. Sampai akhirnya, pada 1922, pria asal Amerika Serikat itu menemukan perangkat kontrol lalu lintas otomatis dengan tenaga baterai, atau koneksi ke sumber listrik utama.
Alat ciptaan Morgan itu menjadi lampu lalu lintas pertama dengan tiga lampu sinyal: berhenti, pergi, dan hati-hati, sebagaimana yang dikenal seperti sekarang. Sinyal pada alat ini dapat diubah dengan mudah oleh seorang petugas pengatur lalu lintas.
Kala itu, sinyal berhenti digunakan untuk membersihkan area persimpangan dari pengendara agar pejalan kaki dapat menyeberang. Sedangkan, sinyal pergi menandakan penguna jalan dapat melintas saat arah lain tengah berhenti. Adapun peringatan hati-hati digunakan ketika operator perangkat tidak ada.
Temuan Morgan ini boleh dibilang sukses, sehingga dirinya pun mengajukan hak paten pada 1922. Namun, setelah memperoleh kredit, dia malah menjual hak tersebut kepada General Electric seharga USD40 ribu. Bila dirupiahkan dengan kurs sekarang, penjualan ini bernilai sekitar Rp600 juta.
Demikianlah sekilas sejarah dan sosok penemu di balik lampu lalu lintas. Semoga bermanfaat! (Nurisma)