bakabar.com, BANJARBARU - Rencana pembangunan jalan layang (flyover) di Bundaran Simpang Empat terus dimatangkan Pemkot Banjarbaru. Ini menjadi solusi jangka panjang untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi.
Sesuai dengan tujuan memisahkan arus kendaraan padat, flyover direncanakan membentang dari arah Martapura menuju Banjarbaru dan Banjarmasin.
Sebagai tindak lanjut, rencana tersebut sudah dituangkan dalam bentuk proposal oleh Pemkot Banjarbaru. Wali Kota Hj Erna Lisa Halaby sendiri yang kemudian mengantar proposal Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
"Ide pembangunan flyover berawal dari hasil kajian manajemen lalu lintas yang menunjukkan bahwa Bundaran Simpang Empat menjadi titik tingkat kepadatan tertinggi," ungkap Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Banjarbaru, Adi Maulana, Jumat (17/10).
Berbagai upaya penanganan telah dicoba mulai dari pemasangan lampu lalu lintas, pelebaran jalan, hingga rekayasa lalu lintas. Namun hasil simulasi menunjukkan bahwa solusi paling efektif adalah pembangunan flyover.
“Kami mencari opsi penanganan terbaik. Setelah diuji dalam simulasi, flyover memberikan peningkatan kinerja jalan paling signifikan dibanding alternatif lain,” jelas Adi.
Dalam studi tersebut, dipertimbangkan tiga alternatif trase flyover. Mulai dari Martapura–Banjarbaru, Martapura–Cempaka, dan Sungai Ulin–Banjarbaru.
Hasil analisis menunjukkan bahwa jalur Martapura–Banjarbaru menjadi pilihan utama, baik dari sisi efektivitas pengurangan kemacetan maupun efisiensi biaya.
Andai disetujui pemerintah pusat, flyover di Bundaran Simpang Empat akan menjadi infrastruktur tidak sebidang pertama di Banjarbaru, sekaligus tonggak baru dalam sejarah pembangunan transportasi perkotaan di Kalimantan Selatan.
Adapun proposal yang diajukan sudah mencakup Detail Engineering Design (DED). Dari kajian awal, pembangunan flyover ini dinilai layak (feasible) secara teknis, ekonomi, dan lingkungan.
“Pradesain masih sederhana, hanya lintasan minimalis dari Martapura ke Banjarbaru. Namun kalau diminta membuat versi lebih besar atau estetis, kami sangat terbuka,” tutur Adi.