Nasional

Sempat Delay, Penerbangan di Bandara Intrernasional Syamsudin Noor Kembali Normal

Sejumlah penerbangan di Bandara Internasional Syamsudin Noor sempat mengalami delay atau keterlambatan, Jumat (8/9).

Featured-Image
Penerbangan di Bandara Syamsudin Noor kembali normal. Foto-apahabar.com/Hasan

bakabar.com, BANJARBARU - Sejumlah penerbangan di Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru sempat mengalami delay atau keterlambatan, Jumat (8/9/2023).

Sedikitnya ada 6 penerbangan yang mengalami delay. Yakni SAJ dan Citilink tujuan Jakarta. Lalu Lion tujuan SuB dan Wing ke Balikpapan, Lion Air/JT 529/ BDJ-JKT, kemudian Garuda Ind/GA 533/BDJ-CGK.

Keterlambatan beberapa maskapai itu lantaran kabut asap tebal dampak dari karhutla. Sehingga jarak pandang di bawah 100 meter dan tidak memungkinkan pesawat melakukan penerbangan.

Baca Juga: BREAKING! Sejumlah Penerbangan di Bandara Internasional Syamsudin Noor Kembali Terhambat Kabut Asap

Namun saat ini, jarak pandang di kawasan bandara sudah normal kembali. Yakni mencapai 1.500 meter.

"Benar sempat ada delay. Tapi semua penerbangan sudah kembali normal," kata Humas Bandara Internasional Syamsudin Noor, Iwan Risdianto.

"Keempat maskapai yang sempat terlambat itu juga telah berangkat sesuai tujuannya masing-masing," imbuhnya.

Delay empat pesawat di bandara kebanggan warga Kalimantan Selatan (Kalsel) itu terjadi sejak pukul 06.00-08.10 Wita.

Iwan berkata, kabut asap adalah dampak dari karhutla tidak bisa diprediksi. Apakah besok ada kabut atau tidak.

Selaku pengelola bandara, Iwan berharap tak ada lagi kabut asap dampak dari karhutla. "Sebab keadaan ini berdampak tidak hanya operasional penerbangan. Tapi juga kepada masyarakat luas," tandasnya.

Memang karhutla di Banua tengah menjadi. Terlebih di Banjarbaru. Kota ini menjadi yang terparah se-Kalsel dalam urusan kebakaran lahan.

Lahan di ibu kota provinsi ini hampir tiap hari terbakar. Empat unit helikopter water bombing pun kewalahan dalam pemadaman.

Karhutla memang menjadi momok bagi Kalsel saat ini. Di mana dampaknya sudah menghampiri perekonomian.

Editor
Komentar
Banner
Banner