bakabar.com, BANJARMASIN - Belakangan netizen dibuat heboh dengan keberadaan 'Tenda Sakinah', yakni tenda yang sengaja dibuat sebagai tempat pasangan suami istri yang merupakan korban gempa Cianjur untuk memenuhi kebutuhan biologis alias hubungan intim.
Meski awalnya terjadi penolakan oleh sejumlah warga karena dianggap tabu, mereka akhirnya menerima pembangunan tenda khusus pasutri ini.
Hal ini mengingat masa waktu tanggap darurat belum dicabut sehingga warga belum boleh kembali ke rumah.
Berikut beberapa fakta terkait tenda sakinah yang dibangun di Cianjur pasca musibah gempa bumi:
Awal Mula Tenda Sakinah Didirikan
Penggagas tenda sakinah, Feri R Firdaus, menceritakan awal mula dibangunnya tenda sakinah di Desa Pasir Goong, Kecamatan Cilaku, Cianjur. Ini terbentuk dari keluhan salah seorang warga yang baru kembali dari perantauan.
Namun, setibanya di kampung halaman ia mendapati rumahnya ambruk. Sehingga tidak ada lagi tempat untuk melepas rindu dengan sang istri.
"Niatnya melepas rindu sama istri setelah dua bulan merantau kerja tapi apa daya terjadi gempa," kata Feri melansir DetikHealth, Sabtu (3/11).
Sempat Ditolak Warga
Namun, di awal kehadiran tenda sakinah ini mendapat pertentangan dari sejumlah warga karena dianggap tabu.
Tetapi, karena masa waktu tanggap darurat belum dicabut, warga juga belum boleh kembali ke rumah, akhirnya mereka menerima pembangunan tenda khusus pasutri ini.
Feri juga memastikan agar tenda tersebut tidak disalahgunakan oleh pasangan bukan suami istri.
"Kemenag itu tugasnya bukan hanya menikahkan saja tetapi juga ikut bertanggung untuk hal seperti ini (memenuhi kebutuhan dasar warga yang mengungsi saat ada bencana, termasuk kebutuhan biologis)," kata dia.
Bagaimana penampakan tenda sakinah?
Penampakan Tenda Sakinah
Sesuai namanya, tenda sakinah ini merupakan tenda yang berukuran 4x4 meter.
Di bagian dalamnya, disediakan sejumlah tempat tidur lipat yang bisa digunakan warga.
"Itu kita fasilitasi, selanjutnya terserah gitu ya. tapi yang jelas ini khusus di ke-rw-an. Masyarakat (yang menggunakan) yang ingin saja," tutur Feri
Tanggapan Pakar
Pakar seks dr Boyke Dian Nugraha mengatakan kehadiran tenda yang dibuat khusus untuk pasangan suami istri ini selama disediakan dengan higienis, merupakan langkah yang baik panitia untuk menolong korban bencana gempa.
"Sama dengan kenapa sih di penjara juga disediakan tempat khusus untuk melakukan hubungan suami istri melakukan seks, karena ya namanya hubungan suami istri itu kan sesuatu yang alami," ujar dr Boyke.
"Sesuatu fitrah yang diberikan oleh tuhan kepada kita, jadi kalau mereka pun disediakan tenda dekat korban lokasi gempa suami istri ya boleh-boleh saja dan menurut saya itu sangat humanis sekali," sambung dia.
Menurut dr Boyke, bukan sesuatu yang 'aneh' jika seseorang masih memikirkan soal seks di tengah terdampak bencana. Berhubungan seks seperti kebutuhan wajib para pasangan suami istri.
"Kebutuhan seks itu kan seperti makan dan minum saja, dan itu hanya bedanya kalau orang nggak makan nggak minum mati, kalau orang melakukan hubungan seks ya nggak mati, bedanya itu cuma jadi pusing," pungkasnya.