Sejarah Gereja

Sejarah Gereja Bethany Surabaya yang jadi Lokasi Natal Nasional 2023

Serba-serbi dan sejarah Gereja Bethany Nginden Surabaya. Gereja ini menjadi tuan rumah Perayaan Hari Natal Nasional 2023 besok.

Featured-Image
Bangunan Gereja Bethany Nginden. Foto: dok Disporabudpar Surabaya

bakabar.com, SURABAYA - Gereja Bethany Nginden Surabaya menjadi tuan rumah perayaan Hari Natal Nasional 2023. Berikut serba-serbi dan sejarah salah satu gereja terbesar se-Asia Tenggara itu.

Melansir situs Pemkot Surabaya, Gereja Bethany Nginden adalah sebuah tempat ibadah umat kristen protestan beraliran evangelis. Gereja ini berafiliasi dengan Gereja Bethany Indonesia yang kemudian beralih kepada Gereja Suara Kebenaran Injil di Surabaya.

Lokasinya berada di Jalan Nginden Intan Timur I/29 yang termasuk kawasan Surabaya Timur. Kapasitasnya gereja mencapai 36 ribu orang.

Pendeta senior komunitas ini adalah Abraham Alex Tanuseputra. Pdt Alex juga merupakan pendiri gereja ini pada 1977.

Terakhir, kepemimpinan beralih ke Pdt Aswin Tanuseputra. Data 2016, jemaatnya mencapai 140 ribu orang.

Suasana ibadah di Gereja Bethany Nginden Surabaya. Foto: Instagram Gereja Bethany
Suasana ibadah di Gereja Bethany Nginden Surabaya. Foto: Instagram Gereja Bethany

Baca Juga: Liburan Nataru di Kota Batu? Ini Harga Tiket Wisata Jatim Park 1, 2 dan 3

Sejarah Gereja Bethany Nginden

Melansir situs Sinode Gereja Bethany Indonesia, berdirinya gereja in bermula dari persekutuan doa yang dimotori Pdt Abraham Alex Tanuseputra pada tahun 1977. Persekutuan Doa Bethany itu semula hanya diikuti 7 hingga 10 orang. Lokasinya di sebuah garasi mobil kawasan Manyar Sindharu (Sekarang Manyar Rejo) Surabaya.

Persekutuan itu pun kian berkembang. Setahun kemudian, ‘Persekutuan Doa Bethany’ berubah menjadi  gereja yang bernaung dibawah Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI) dengan 200 anggota jemaat. Saat itulah, para jemaat menempati rumah ibadah baru di kawasan yang sama dan diberi nama ‘Gedung Doa’.

Suasana ibadah di Gereja Bethany Nginden Surabaya. Foto: Instagram Gereja Bethany
Suasana ibadah di Gereja Bethany Nginden Surabaya. Foto: Instagram Gereja Bethany

Semakin tahun, jemaat pun makin banyak. Bahkan, jumlah jemaat mencapai 1000 jiwa pada kurun waktu 1980-1982. 

Gereja Bethany pun membeli tanah di kawasan Manyar Rejo II/36-38 tahun 1985. Saat itu, kapasitasnya mencapai 3.500 tempat.

Tahun 1986, gereja Gereja Bethany Manyar selesai dibangun. Sejak saat itu, gedung  Bethany Manyar dipakai sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan.

Tak hanya di Surabaya, jemaat Gereja Bethany mulai banyak di luar kota. Gereja ini pun juga membuka cabang di luar Surabaya. 

Baca Juga: Hindari Macet, Ini 5 Jalur Alternatif ke Kota Batu dan Rutenya

Seiring dengan bertambahnya jemaat, Pdt Abraham Alex Tanuseputra mengajak jemaat membangun gedung ibadah yang lebih besar. Mereka pun membeli 6,8 hektar lahan di kawasan Nginden pada tahun 1986 sebagai cikal bakal bangunan Gereja Bethany saat ini. 

Gereja Bethany pun bisa melanjutkan pembangunan gedung baru di tahun 1993.

Saat Jemaat Bethany mencapai usia 17 tahun, pelayanan gereja pun meluas hingga 60 cabang di 3 wilayah. Antara lain wilayah barat (DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera dan Kalimantan Barat), wilayah tengah (Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Tengah, dan Selatan), dan wilayah timur (Bali, Nusa Tenggara Timur, Timor-Timor, Maluku dan Papua). 

Tepat pada ulang tahun yang ke-18 pada 1996, Gereja Bethany memiliki 100 Cabang. Baik dalam maupun luar negeri. 

Pintu masuk ke Gereja Bethany Nginden Surabaya. Foto: tangkap layar TikTok @matthewjedidiah
Pintu masuk ke Gereja Bethany Nginden Surabaya. Foto: tangkap layar TikTok @matthewjedidiah

Pada tahun 1999-2001, Gereja Bethany  berkembang menjadi 1000 cabang. Sebagian telah menjadi gereja lokal yang mandiri. Walau telah otonom, seluruh gereja itu masih terikat dalam visi  ‘Successful Bethany Families.’

Itulah sejarah Gereja Bethany Nginden. Perayaan Hari Natal Nasional 2023 akan diadakan Rabu (27/12). 

Agenda itu rencananya akan dihadiri Presiden Jokowi. Selain itu, ada juga Menkominfo Budi Arie, Menparekraf Sandiaga Uno, dan Menteri Agama Yaqut Cholil.

Editor


Komentar
Banner
Banner