Sejarah Magelang

Sejarah Gedung Hotel Centrum Magelang yang Berusia Lebih dari 2 Abad

Hotel Centrum, gedung bersejarah yang berdiri sejak tahun 1800 dan pernah disinggahi Raja Thailand Rama V Chulalongkorn.

Featured-Image
Kunjungan Raja Thailand Rama V Chulalongkorn di Hotel Centrum (Apahabar.com/Arimbihp)

bakabar.com, MAGELANG - Hotel Centrum, gedung bersejarah yang berdiri sejak tahun 1800 dan pernah disinggahi Raja Thailand Rama V Chulalongkorn. 

Bangunan tua di pusat kota Magelang itu masih terlihat kokoh. Beberapa kendaraan roda empat berjajar di halamannya, serta sejumlah wisatawan berjalan santai di depan gedung. 

Gedung tua di kawasan Poncol yang kini bertransformasi menjadi pusat oleh-oleh bernama Pranana itu pernah menjadi primadona pada masanya.

Pegiat sejarah kolonial Magelang, Gusta Wardhana menuturkan, Hotel Centrum berdasarkan data yang ada,  sudah berdiri sejak tahun 1800.

"Hotel Centrum pernah disinggahi Raja Thailand Rama V Chulalongkorn," kata Gusta pada Walking Tour di Kawasan Poncol, Minggu (6/8).

Baca Juga: Menyusuri Jejak Gereja Bersejarah Zending di Magelang

Lebih lanjut, ia menuturkan, berdasarkan surat kabar de Locomotief tertanggal 28 Juni 1901, Raja Rama V Chulalongkorn menginap di hotel ini dan akan mengunjungi beberapa destinasi wisata religi disekitar Magelang.

"Kunjungan ini merupakan kunjungan kedua sang Raja Thailand setelah pada tahun 1896 pernah mengunjungi Magelang," ujarnya menjelaskan. 

Menurut Gusta, kedatangan Raja Rama V Chulalongkorn kala itu dalam rangka melakukan lawatan ke Candi Borobudur.

"Raja Rama V kala itu juga diberi beberapa artefak arca budha candi Borobudur, maka beberapa peninggalan yang ada di Negeri Gajah Putih ada yang serupa," imbuhnya.

Diabadikan oleh Dokter dari Jerman

Tak hanya itu, sebuah catatan menarik milik seorang Dokter asal Jerman, Dr. H. Breitenstein juga pernah mengabadikan Hotel Centrum pada 1891.

"Pada catatan sejarah yang dibuat dokter tersebut Hotel Centrum masih bernama Hotel Kedu," tuturnya.

Selain memotret Hotel Centrum, ketika sang dokter mengunjungi Magelang, beliau menuliskan kesannya terhadap kawasan Poncol yang terdiri atas jajaran rumah-rumah Eropa dan pohon–pohon yang rindang di sepanjang jalan. 

Dalam catatan tersebut, Breitenstein  menulis, "Sisi timur alun-alun di sebuah jalan yang cantik dengan rumah-rumah eropa sampai dengan awal area ‘Campement’, di mana di sebuah sisi berdiri rumah komandan dan sisi kanan hotel Kedu".

Baca Juga: Johannes Van Der Steur, Pejuang Kemanusiaan Masa Penjajahan Magelang

Breitenstein juga menceritakan, pemilik hotel Centrum adalah seorang yang baik hati, seorang Jerman secara lahir yang telah bertahun-tahun tinggal diantara orang-orang belanda dan kagok berbahasa ibu (Indonesia).

Tulisan pada catatan, terdapat kosakata bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Inggris dan bahasa Melayu yang sering diucapkan dalam percakapannya.

"Ini sebenarnya sebuah fenomena sehari-hari, orang jerman melalui kemiripan kedua bahasa, tinggal di koloni belanda lalu kagok berbahasa ibunya, demikian pula sebaliknya orang belanda setelah tinggal dalam waktu singkat di tanah jerman, kagok berbahasa ibunya. Orang tidak akan mempercayai ini sampai dia mengalaminya sendiri..” -Catatan harian Dr. H. Breitenstein dalam buku 21 tahun di Hindia, bagian ke-2.


Editor
Komentar
Banner
Banner