Histori

Sejarah Bantal Guling dalam Kisah 'Gundik Tak Berkentut'

Orang Belanda ingin pulang ke negerinya sebagai orang berada. Maka banyak juga yang tak mau menggundik. Sebagai pengganti, mereka lantas membikin guling gundik.

Featured-Image
Ilustrasi sejarah bantal guling yang semula disebut sebagai 'Gundik Tak Berkentut'. Foto: Dok. Viva.

Melekat dalam Memori Orang Eropa

Terlepas dari asal-usulnya, keberadaan guling menjadi memori yang tak terlupakan bagi orang Eropa yang pernah singgah di Hindia-Belanda. Sebagaimana yang dialami Horst Henry Geerken, orang Jerman yang tinggal di Indonesia selama 18 tahun.

Dalam bukunya yang berjudul A Magic Gecko, Geerken mengaku tak bisa terlelap tanpa guling, sekali pun dirinya sudah kembali ke negara asalnya. Menurutnya, kebiasaan memeluk guling di malam hari memberikan sensasi nyaman dan sejuk.

Guling sejatinya berguna untuk memberi sirkulasi udara secara bebas dan menyerap keringat di kaki, tulisnya.

Demikianlah sekilas sejarah mengenai eksistensi bantal guling, yang nampaknya tak bisa lepas dari pelukan orang Indonesia di malam hari. Kalau untuk Anda sendiri, apakah bisa terlelap tanpa teman tidur yang satu ini?

Editor


Komentar
Banner
Banner