Kalsel

Sejarah Aksi Mahasiswa di Kalsel (I), Penembak Hasanuddin HM Diduga Dilindungi Pejabat Daerah!

apahabar.com, BANJARMASIN – Gelombang aksi demonstrasi mahasiswa terkait penolakan Revisi UU KPK dan RUU KUHP terus…

Featured-Image
Ilustrasi demo mahasiswa di Banjarmasin. Foto-apahabar.com/dok.

bakabar.com, BANJARMASIN – Gelombang aksi demonstrasi mahasiswa terkait penolakan Revisi UU KPK dan RUU KUHP terus bergulir saat ini di seluruh daerah se-Indonesia.

Tak terkecuali, di Kalimantan Selatan (Kalsel). Mereka menuntut, pemerintah mencabut kedua regulasi tersebut.

Namun, tahukah Anda sejarah pergerakan mahasiswa di Kalsel?

Meski berbeda substansi tuntutan dibandingkan tempo dulu, Gerakan Mahasiswa di Kalsel sudah berlangsung sejak tahun 1966 silam.

Tepatnya, pada 10 Februari 1966, mahasiswa melakukan aksi demonstrasi besar-besaran ke Konsulat Republik Rakyat Cina (RRC) di Jalan Pecinaan (Sekarang AES Nasution).

Aksi besar-besaran kala itu, dikenal dengan Tritura (Tri Tuntutan Rakyat). Di antaranya, bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya, rombak kabinet Dwikora, dan turunkan harga pangan.

Sayangnya, Staf Konsulat tak mau menerima pernyataan mahasiswa. Bahkan, menghadapi perwakilan mahasiswa dengan sikap tak sopan.

img

Hasanudin HM. foto-net.

“Sikap ini memicu kemarahan mahasiswa,” ucap Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP ULM, Mansyur kepada bakabar.com, Sabtu (28/9) siang.

Para demonstran pun, ujar dia, terus berjalan sambil meneriakkan yel-yel. Mereka mengutuk Komunis dan keterlibatan RRC.

Saat, rombongan massa berada di Jembatan Sudimampir (Antasari), tepatnya di pertigaan Toko Minseng terjadilah ‘Tragedi Berdarah’.

Seorang mahasiswa, Hasanuddin HM tewas tertembak dan beberapa orang mendapat luka-luka.

“Peristiwa ini tidak pernah dan tidak ada yang mengungkapkannya. Menurut berita burung yang berkembang di luaran, penembaknya kemudian mendapat perlindungan dari pejabat setempat,” bebernya.

Menurutnya, Hassanuddin HM merupakan korban pertama dalam memperjuangkan Tritura dari kalangan mahasiswa Indonesia.

“Kepadanya dianugerahkan gelar Pahlawan Ampera. Sebagai tanda penghargaan, jenazahnya pun disemayamkan di Pemakaman Pahlawan Perang Banjar,” pungkasnya.

Baca Juga: VIDEO: MIRIS !! Aksi Demo Aliansi Mahasiswa Kalsel Diwarnai Poster Nyeleneh Bertuliskan Tak Senonoh

Baca Juga: Dukung Mahasiswa, Nenek Rohana Ikut Aksi Lilin di Gedung DPRD Kalsel

Baca Juga:Demo Mahasiswa Kalsel, Dewan Sepakat Tolak Revisi UU KPK dan KUHP

Baca Juga: Tuntutan Massa Demo DPRD Kalsel: RKUHP hingga RUU KPK

Baca Juga: VIDEO: Demo Mahasiswa Kalsel, Dewan Sepakat Tolak Revisi UU KPK dan KUHP

Reporter: Muhammad RobbyEditor: Ahmad Zainal Muttaqin

Komentar
Banner
Banner