bakabar.com, BANJARMASIN – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan evaluasi sekilas hasil setelah mengecek penanganan Covid-19 di Kalimantan Selatan.
Didampingi Pj Gubernur Kalsel, Safrizal ZA dan Wakil Ketua DPRD Kalsel Muhammad Syaripuddin, Muhadjir menyampaikan evaluasi di antaranya terkait kondisi RSUD Ulin, ketersediaan oksigen, termasuk ketersediaan obat Covid-19.
Dari hasil pengecekan ke RSUD Ulin, meski sebagai rumah sakit rujukan penderita Covid-19, untuk wilayah Kalsel dan Kalimantan Tengah rumah sakit tersebut kata Muhadjir masih tergolong aman.
Pasalnya, dari hasil pengecekannya keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit tersebut masih di bawah 50 persen.
“Dan ini saya kira Pemprov Kalsel sudah belajar apa yang terjadi di Jawa dan Bali,” kata Muhadjir di sela kunjungan ke PT Pos Banjarmasin Jalan Lambung Mangkurat, Rabu (4/8).
Kemudian untuk ketersediaan oksigen di RSUD Ulin juga tergolong aman seiring masuknya bantuan oksigen dari Singapura sebanyak 20 ton.
“Tadi saya sudah melihat sendiri bahwa bantuan oksigen dari Singapura sudah sampai RS Ulin 20 ton. Dan nanti ISO tank-nya bisa digunakan lagi mengisi oksigen dari sumber tempat yang berbeda,” imbuhnya.
Yang menjadi kendala saat ini adalah ketersediaan obat Covid-19 yang langka di pasaran khususnya obat-obatan import. Muhadjir bilang hal itu terjadi lantaran ketersediaan tak sebanding dengan permintaan.
“Karena disamping langka, tapi itu kebutuhannya mendesak karena itu untuk mereka yang Covid-nya level buruk dan kritis,” imbuhnya.
Kendati demikian, Muhadjir meyakini bahwa melihat penanganan yang telah dilakukan pemerintah daerah di Kalsel, Covid-19 di Banua relatif aman.
“Insyaallah di sini relatif aman lah bagi saya. Sambil berdoa semoga kasusnya tidak eksponensial seperti di Jawa,” pungkasnya.