KPK turut memeriksa seorang dokter bernama Dewi Yunianti.
Selain mereka berdua, KPK juga memeriksa lima pejabat Pemkab HSU. Mereka perwakilan dari Disperindagkop, Satpol PP, dan BKD HSU.
Juru Bicara KPK, Ali Fikri membenarkan pemeriksaan Dewi. Lantas, benarkah Dewi diperiksa lantaran telah menerima hadiah dari Wahid? Soal itu, Fikri belum membalas pertanyaan yang dilayangkan media ini. Upaya konfirmasi masih terus dilakukan.
Sekadar diketahui, sebelum Dewi KPK juga memeriksa Rini Irawanty. Anggota DPRD Tabalong yang akrab disapa Jamela ini diperiksa terkait kedekatannya dengan Wahid.
Blakblakan Jamela Soal Hubungannya dengan Bupati HSU Abdul Wahid
Berhasil ditemui bakabar.com di DPRD Tabalong, belakangan Jamela membantah memiliki hubungan khusus dengan Wahid.
"Kedekatan saya dengan Bupati HSU sebagai pimpinan dan tenaga kerja kontrak di Amuntai, selebihnya saya mengenal beliau seperti bapak dan anak, tidak ada lebih dari pada itu," tegasnya.
Sebelumnya, KPK menetapkan Bupati HSU Abdul Wahid sebagai tersangka dugaan suap Rp18,9 miliar. Abdul Wahid kini mendekam di Rutan KPK hingga 7 Desember mendatang.
KPK juga telah menetapkan Plt Kadis PU HSU sebagai tersangka. Selain Maliki, KPK menetapkan Marhaini dan Fachriadi dari unsur swasta.
Marhaini dan Fachriadi selaku pihak pemberi suap disangkakan melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau b atau Pasal 13 UU Tipikor juncto Pasal 65 KUHP. Maliki selaku penerima suap disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 UU Tipikor juncto Pasal 64 dan Pasal 65 KUHP.
Dilengkapi oleh Syarif Hidayatullah