bakabar.com, JAKARTA – Indonesia selalu punya cerita misteri dari masa lalu yang tak usang. Salah satunya adalah Saranjana, kota gaib di Kalimantan Selatan.
Cerita kota gaib Saranjana cukup populer diperbincangkan masyarakat hingga saat ini. Bahkan, sutradara berbakat Johansyah Jumberan tengah membuat film berdasarkan kisah tersebut.
Film tersebut saat ini masih dalam proses produksi. Meski demikian, pihak studio Darihati films entertainment hingga saat ini belum mengumumkan tanggal resmi perilisan film.
Cerita tentang kota gaib itu sempat ramai di media sosial. Banyak yang mengaku pernah melihat kota itu, mulai dari musisi papan atas sampai dengan masyarakat umum.
Namun, dari semua pengakuan yang ada belum ada satupun bisa memberikan bukti konkret tentang kehadiran kota Saranjana.
Baca Juga: Viral Foto Drone Dianggap Saranjana, Hanya Awan atau Penampakan Gaib?
Berdasarkan hasil penelusuran bakabar.com, kota Saranjana sendiri dipercaya berada di Desa Oka-Oka, Kecamatan Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Nama Saranjana sendiri berasal dari legenda lokal, Gunung Saranjana. Gunung itu dipercaya sebagai jelmaan dari seorang tokoh yang bernama Sambu Ranjana dalam Legenda Kerajaan Pulau Halimun.
Dalam legenda tersebut diceritakan bahwa Raja Pakurindang itu memiliki 2 putra, yaitu Sambu Batu dan Sambu Ranjana.
Nama Sambu Ranjana yang kemudian digunakan sebagai penamaan kota Saranjana. Konon, kota itu berisikan peradaban kuno yang dipercaya tidak hanya makmur tapi juga sangat modern.
Banyak yang percaya siapa pun yang tinggal dan berada di kota itu adalah makhluk dengan peradaban yang jauh lebih maju dari pada peradaban masyarakat saat ini.
Peta Belanda
Cerita tentang Kota Saranjana bermula dari seorang naturalis berkebangsaan Jerman bernama Salomon Muller tengah meneliti sejumlah flora dan fauna di Indonesia pada 1845.
Dalam penelitiannya, Salomon Muller membuat sebuah peta dengan meletakan satu area di Indonesia dengan nama Saranjana.
Namun, sejak peta itu ada sampai sekarang, tidak ada yang tahu di mana itu Saranjana. Peta itu kemudian Muller namai sebagai “Peta Wilayah Pesisir dan Pedalaman Borneo”.
Dalam peta, ia mendeskripsikan wilayah dengan nama Tandjoeng Serandjana di sebelah selatan Pulau Laut tepatnya berbatasan dengan wilayah Pulau Kijang dan Pulau Kerumputan.
Sebagian berpendapat bahwa peta yang ia buat terlalu mengada-ada. Tapi kemampuan Salomon Muller dalam membuat peta tidak diragukan lagi.
Baca Juga: Seorang Perempuan Menembus Gerbang Saranjana, Ada Apa di Sana?
Karena dia juga adalah anggota Dinas Kehutanan Hindia Belanda yang sudah mendapatkan pelatihan advance untuk membuat peta, bahkan dari museum Leiden, Belanda.
Namun peta itu bukanlah satu-satunya petunjuk tentang kota gaib Saranjana. Dalam kamus Belanda terbitan 1869 karya Johannes Veth tertulis dalam Bahasa Belanda Sarandjana, tanjung di sisi selatan Pulau Laut yang merupakan pulau yang terletak di bagian tenggara Kalimantan.
