bakabar.com, BANJARBARU – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) menyambut baik niat Belanda mengembalikan hasil jarahan dari eks negara jajahannya, termasuk Indonesia.
Salah satu yang santer beredar, di antaranya berlian 70 karat milik Sultan Banjarmasin yang tersimpan di Museum Belanda.
Janji manis Belanda itu sampai ke Banua. Bahkan, banyak pihak menyambut baik rencana itu.
Terlebih lagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel).
Asal-usul Berlian 70 Karat Banjarmasin yang Dirampas Belanda dari Kesultanan Banjar
Pemprov Kalsel bahkan telah menyiapkan lokasi terkait penyimpanan barang pusaka hasil jarahan Belanda, termasuk berlian 70 karat itu.
Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), rencananya berlian itu akan menjadi salah satu koleksi benda pusaka di Banua.
“Artinya memang benda-benda bersejarah yang ada di Belanda sangat bermanfaat untuk Banua. Nanti kita akan rawat karena ada museum yaitu Lambung Mangkurat dan Wasaka,” ucap Kepala Disdikbud Kalsel, Yusuf Effendi melalui Plt Kepala Bidang Kebudayaan, Madun di ruang kerjanya, Selasa (13/10) siang.
Selain koleksi benda-benda bersejarah, berlian tersebut juga dapat menjadi bahan kajian keilmuan.
Simak Kisah Berlian Sultan Adam Jatuh ke Pangkuan Negeri Kincir Angin
Pemprov Kalsel ujar Madun, sangat mengapresiasi keputusan pemerintah Belanda yang akan mengembalikan berlian tersebut.
“Nanti bisa dilihat oleh masyarakat Banua. Jadi tahu bahwa ada berlian atau peninggalan dari pejuang-pejuang kita terdahulu yang masih ada di negeri Belanda,” ujar Madun.
Namun, sejauh ini Pemprov Kalsel belum secara resmi menerima informasi terkait pengembalian berlian itu.
Apabila benar, berlian 70 karat ini akan menjadi daya tarik wisatawan.
“Karena benda pusaka itu kan napak tilas dari sejarah kerajaaan dan perjuangan. Anak-anak, pelajar atau masyarakat tentunya antusias ingin mengetahui peninggalan nenek moyang mereka, ” imbuh Madun.
Dia tak menampik, benda bersejarah mengandung nilai-nilai histori. Oleh masyarakat, benda pusaka dianggap memiliki unsur gaib.
Belanda Kembalikan Berlian 70 Karat Sultan Banjar, Sejarawan Pun Semringah
Hingga kini, akibat pandemi dua museum di Kalsel masih ditutup bagi masyarakat umum.
Kondisi ini dimanfaatkan untuk pembersihan dan pembenahan koleksi-koleksi yang tersimpan di sana.
“Kita tetap melakukan fumigasi, penyemprotan dan perawatan. Kita tunggu saja kalau nanti sudah zona hijau dan memungkinkan orang berkerumun,” papar Madun.