Ketika melintasi jalan lurus tiba-tiba dari arah berlawanan tampak sebuah sepeda motor Honda Vario menabrak mobil pikap. MG terkejut. Spontan ia banting setir hingga truknya ke luar jalan sebelah kiri.
"Jadi, MG tak mengetahui apakah truknya menabrak korban atau tidak. Sebab, ia tak merasakan benturan," ujar Narendra, kemarin.
Keterangan MG lantas dicocokkan dengan fakta-fakta kecelakaan. Polisi juga memperlihatkan kondisi foto-foto korban, hingga jejak ban truk.
Hasilnya, polisi menemukan bekas tapak ban mobil di dahi korban. Saat dicek, motif alur ban itu sama persis dengan truk MG. Pada ban belakang truk sebelah kanan terdapat bekas bercak darah korban.
"Jadi, dari hasil pemeriksaan itu benar. Walaupun MG tidak merasa tapi hasil fakta di lapangan menunjukkan bahwa korban terlindas," ucap Narendra.
Pagi itu, Revi dan Anisa hendak bertolak menuju Serongga, Kelumpang Hilir. Rabu (11/8) sekitar pukul 08.55, keduanya berboncengan menggunakan sepeda motor Vario DA 6906 GBE dari arah Cantung, Kelumpang Hulu.
Sang adik berada di depan atau duduk di bangku tambahan yang sudah disiapkan di sepeda motor tersebut.
Sesampainya di kilometer 300, mereka tiba-tiba menabrak bagian belakang sebuah pikap yang tengah melaju di depannya.
Keduanya kemudian terjatuh ke jalur sebelah kanan dari arah Cantung menuju Serongga. Nahas, di saat yang bersamaan, datang sebuah truk Hino yang dikemudikan M Laing.
Melihat korban terjatuh di depannya, Laing berusaha banting setir ke arah bahu jalan. Namun kedua pemotor yang terjatuh tak mampu menghindar.
Dari bekas tapak ban di wajah Revi, polisi menduga ia terlindas truk Hino tersebut. Atas kecelakaan itu, keduanya mengalami luka fatal di bagian kepala dan kaki. Kakak beradik itu meregang nyawa tanpa sempat mendapatkan pertolongan medis.
Kecelakaan Maut, Kakak-Beradik di Kotabaru Tewas Terlindas Truk