bakabar.com, PELAIHARI – Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Bumi Tuntung Pandang Tanah laut hingga kini belum juga berakhir. Usaha pemadaman Karhutla itu pun kini mengalami kendala sumber air baku yang mulai berkurang.
Bahkan untuk mendapatkan air baku BPBD setempat melibatkan PDAM Tanah Laut
Kepala BPBD Tala HM Kusri, mengatakan titik api pada Oktober sudah mulai menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Bahkan pada September, titik api yang muncul ada yang mencapai 11 kali dalam satu hari.
"Selain menghadapi penanggulangan kebakaran lahan dan hutan, kami juga mengerahkan armada untuk menyuplai air bersih kepada warga yang membutuhkan," ujarnya, Selasa (22/10).
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga yang mengalami kekeringan, BPBD Tanah Laut mendapat bantuan armada truk tangki dari PDAM Tala, Dinas Sosial, dan Polres Tala.
Dari data, sepanjang musim kemarau 2019, sudah 1.200 hektare lebih lahan yang terbakar di Kabupaten Tanah Laut.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tala per Senin 21 Oktober 2019, jumlah kebakaran lahan dan hutan di Tala terjadi sudah 500 kali dengan luas lahan yang terbakar 1.204,9 hektar. Pada Minggu (20/10) ada 5 kali kebakaran lahan. Sementara Senin (21/10) terjadi 6 kebakaran.
Kecamatan Bati-Bati menjadi penyumbang titik api terbanyak dengan 152 kali, dan lahan yang terbakar 467,48 hektar. Terbanyak kedua ditempati Jorong dengan jumlah titik api 89 dan lahan yang terbakar 143,35 hektare. Sementara Tambang Ulang menempati posisi ketiga dengan 56 titik api dan lahan terbakar 182,4 hektar.
Selain semak belukar yang terbakar, api juga menghanguskan kawasan hutan. Sepanjang kemarau terjadi 5 kali kebakaran hutan dengan luas yang terbakar mencapai 17,5 hektar.
Baca Juga:Gangguan Jiwa Berat, Bagaimana Penjagal Bocah SD Limpasu Ditahan?
Baca Juga:Pembunuhan Sungai Tabuk, Polisi Imbau Keluarga Korban Menahan Diri
Reporter: Ahc14
Editor: Syarif