bakabar.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah menguat pada perdagangan pasar spot, Selasa (31/08) sore, yakni berada di posisi Rp14.267 per dolar AS .
Posisi tersebut meningkat 0,71 persen dari perdagangan Senin (30/08 kemarin, yang berada di posisi Rp14.370.
Begitu juga dengan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.306 per dolar AS atau menguat dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.374 per dolar AS.
Di kawasan Asia, mayoritas mata uang terlihat menguat di hadapan dolar AS. Tercatat, yen Jepang menguat 0,05 persen, ringgit Malaysia menguat 0,85 persen, rupee India menguat 0,26 persen, baht Thailand menguat 0,7 persen, dan won Korea Selatan 0,6 persen.
Kemudian, peso Filipina menguat 0,18 persen, yuan China menguat 0,85 persen, dolar Hong Kong menguat 0,06 persen, dan dolar Singapura menguat 0,15 persen.
Serupa, mayoritas mata uang utama negara maju juga bergerak di zona hijau. Franc Swiss menguat 0,28 persen, dolar Australia menguat 0,51 persen, dan poundsterling Inggris menguat 0,13 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS melemah lantaran Gubernur Bank Sentral AS The Federal Reserves (The Fed) Jerome Powell tak memberikan kepastian kapan tepatnya pengurangan likuiditas dan kenaikan suku bunga acuan akan dilakukan.
“Investor sekarang mencari data ekonomi AS yang akan dirilis akhir pekan ini untuk mendapatkan petunjuk kapan The Fed memulai pengurangan aset,” tulis Ibrahim dalam risetnya.
Sementara, keputusan pemerintah yang memperpanjang PPKM hingga 6 September 2021 mempengaruhi pergerakan rupiah. Meski PPKM diperpanjang, tapi pemerintah mulai melonggarkan aturan kegiatan di ruang publik.
“Mulai dari perizinan sekolah tatap muka di PPKM level 3, pembukaan tempat ibadah, dan pusat perbelanjaan,” pungkas Ibrahim.