bakabar.com, JAKARTA – Nilai tukar (kurs) rupiah disebut menguat setelah meredanya perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.
“Investor kembali dalam mood positif setelah pejabat Gedung Putih memberi sinyal membaiknya pembicaraan dagang AS-China,” kata Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin (18/11) dikutip bakabar.com dari Antara.
Dari domestik, neraca perdagangan Oktober 2019 tercatat surplus 161,3 juta dolar AS dengan nilai ekspor sebesar 14,9 miliar dolar AS dan nilai impor sebesar 14,8 miliar dolar AS.
Secara bulanan, ekspor naik 5,9 persen dan impor naik 3,57 persen. Kenaikan ekspor karena naiknya volume permintaan tetapi harga ekspor turun, sedangkan kenaikan impor karena naiknya volume dan harga.
“Pertumbuhan impor membaik dalam dua bulan terakhir ini menjadi indikasi membaiknya permintaan dalam negeri, walaupun Purchasing Managers’ Index (PMI) sektor manufaktur masih turun ke 47,4 pada Oktober,” ujar Lana.
Impor bahan baku dan konsumsi sendiri naik sebagai persiapan Natal dan Tahun Baru 2020. Lana memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.030 per dolar AS hingga Rp14.070 per dolar AS.
Pada pukul 10.35 WIB, rupiah masih menguat 4 poin atau 0,03 persen menjadi Rp14.073 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.077 per dolar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp14.075 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.069 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Masih Akan Dibayangi Sentimen Perang Dagang
Baca Juga:Korban Perang Dagang AS-China, Harga Minyak di Asia Turun
Editor: Fariz Fadhillah