Nasional

Ribuan Pelayat Mengantar KH Hatim Salman, Tangis Pecah Saat Pembacaan Talqin

Duka menyelimuti Martapura, ribuan pelayat mengantarkan jenazah KH Muhammad Hatim bin KH Salman Jalil ke persemayamanan terakhir di Alkah Muhibbin 1 Sekumpul

Featured-Image
Prosesi pemakaman KH Muhammad Hatim Salman di Alkah Muhibbin 1 Sekumpul, Martapura, Senin (23/10) siang. Foto-apahabar.com/Hendra Lianor

bakabar.com, MARTAPURA - Duka menyelimuti Martapura. Ribuan pelayat mengantarkan jenazah KH Muhammad Hatim bin KH Salman Jalil ke persemayamanan terakhir.

Guru Hatim dimakamkan di Alkah Muhibbin 1 Kelurahan Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, Senin (23/10) ketika azan zuhur berkumandang.

Pasca-wafatnya Guru Hatim Minggu (22/10) sore kemarin, pelayat terus berdatangan ke rumah duka di Gang Madrasah Sekumpul.

Berbagai elemen pelayat yang datang, dari masyarakat, santri, pejabat, kapolda, hingga ulama, dan habaib.

Prosesi salat jenazah dilakukan secara maraton sejak tadi malam hingga menjelang jenazah diantar ke pemakaman.

Baca Juga: Isyarat Sebelum KH Hatim Salman Pulang ke Sang Khalik

Sambil menunggu azan zuhur, Imam Musala Ar-Raudhah Sekumpul KH Sa'duddin Salman adik kandung almarhum memimpin pembacaan tahlil.

Suasana kian duka saat azan berkomandang, suara tangis pelayat mengiringi prosesi pemakaman.

Usai azan, KH Muhammad Wildan Salman Pimpinan Ponpes Hahfizh Al-Qur'an Darussalam membacakan doa diikuti jemaah yang hadir.

Masih prosesi pemakaman, Guru Sa'duddin kemudian memimpin pembacaan yasin berjemaah.

Haji Affan (kiri) sempat menangis saat membaca talqin di depan makam ayahnya KH Hatim Salman, Senin (23/10). Foto-screenshot Media Darussalam.
Haji Affan (kiri) sempat menangis saat membaca talqin di depan makam ayahnya KH Hatim Salman, Senin (23/10). Foto-screenshot Media Darussalam.

Tangis pecah saat pembacaan Talqin oleh Haji Affan, putra kedua Guru Hatim. Ia sempat terbata - bata membaca talqin sambil menahan tangis. 

Di akhir prosesi pemakaman, putra Guru Hatim itu meminta kepada seluruh jemaah pelayat memberikan doa terbaik untuk almarhum serta berterimakasih atas bantuan dan perhatian semua pihak.

Usai pemakaman, jemaah berbondong-bondong mendatangi makam KH Hatim Salman. Foto-bakabar.com/Hendra Lianor
Usai pemakaman, jemaah berbondong-bondong mendatangi makam KH Hatim Salman. Foto-bakabar.com/Hendra Lianor

Biografi Singkat KH Muhammad Hatim Salman Lc

Guru Hatim adalah salah satu putra dari 10 bersaudara pasangan KH Salman Jalil dan Hj Salamah.

Ayahnya, KH Salman merupakan ulama berpengaruh di masanya, dikenal sebagai ahli ilmu falak, juga sebagai Qhadi Qudhad (Kepala Pengadilan Tinggi Agama) Kalimantan, salah satu tokoh pendiri UIN Antasari Banjarmasin, juga anggota DPR.

Guru Hatim mewarisi keilmuan ayahnya. Di Banua, beliau lebih banyak dikenal sebagai ulama ahli di bidang fikih dan perbandingan mazhab.

Mendirikan Ma'had Aly Darussalam Martapura pada 2002, sebagai sekolah tinggi ilmu syariah non formal pertama di Kalsel.

Baca Juga: Innalillah, Pimpinan Ma'had Aly Darussalam KH Hatim Salman Wafat

Selain sebagai ulama, Guru Hatim juga menjadi hakim di pengadilan Agama, bahkan menjelang masa pensiun, beliau menjabat Ketua Pengadilan Agama Banjarbaru dan Martapura.

Di bidang politik, Guru Hatim sempat menduduki jabatan Wakil Bupati Banjar peridoe 2005 - 2010. Kala itu mendampingi Pangeran Khairul Saleh sebagai Bupati.

Riwayat Pendidikan :

1. SDN Kampung Melayu Tahun 1972

2. Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Martapura Tahun 1975

3. MTs Soulatiyah Mekah Tahun 1980

4. Madrasah Aliyah Soulatiyah Mekah Tahun 1983

5. Sarjana Syari`ah Al-Azhar Mesir ( Lc ) S1 tahun 1988


Pengalaman Organisasi :

1. Ketua Tanfidziah NU Cabang Kabupaten Banjar

2. Ketua MUI Kabupaten Banjar

3. Wakil Ketua Rois Syuriyah NU Kalimantan Selatan 

4. Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Kabupaten Banjar.

5. Mustasyar PBNU


Riwayat Karir :

1. PNS Hakim Pengadilan Agama Martapura

2. Wakil Pimpinan Ponpes Darussalam Martapura

3. Pendiri sekaligus Pimpinan Ma`had Aly Darussalam Martapura

4. Wakil Bupati Banjar periode 2005 - 2010.

Editor


Komentar
Banner
Banner