bakabar.com, MARTAPURA - KH. Muhammad Hatim bin Salman Jalil meninggal dunia di usia 65 tahun. Warga Martapura, Banjar, pun berduka setelah kehilangan salah satu ulama panutan yang karismatik.
Guru Hatim adalah sapaan akrab di telinga warga Banjar. Sedangkan para murid beliau sering menyebut Mudir, merujuk dari Mudir (pimpinan) Ma'had Aly Darussalam Martapura.
Selain sebagai ulama dan memimpin sekolah tinggi Ma'had Aly, Guru Hatim pernah menduduki jabatan politik sebagai Wakil Bupati Banjar periode 2005 - 2010.
Ulama lulusan Al-Azhar Mesir 1988 itu juga diketahui berprofesi sebagai hakim di pengadilan agama. Almarhum juga pernah menjabat sebagai Ketua Pengadilan Agama di Banjarbaru dan Martapura.
Guru Hatim wafat setelah dirawat secara intensif di ruang ICU RSUD Ratu Zalecha Martapura karena penyakit stroke. Menjelang masuk waktu magrib, Minggu (22/10), Sang Guru mengembuskan napas terakhir.
Sebelum wafat, Guru Hatim seakan telah memberi isyarat bahwa beliau tak lama lagi akan kembali ke hadirat ilahi.
Baca Juga: Guru Hatim Wafat; Ribuan Pelayat Padati Area Rumah Duka, Salat Jenazah Diimami Guru Sa'duddin
Kata Ustaz Khairullah Zain, salah satu murid Guru Hatim, di tahun - tahun terakhir ini Guru Hatim sering menangis setiap menyebut tentang Rasulullah SAW maupun Abah Guru Sekumpul.
"Di tahun - tahun terakhir ini beliau memang berbeda. Tiap kali menyebut tentang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam, maupun tentang Abah Guru Sekumpul, beliau selalu menangis, seolah ada kerinduan ingin bertemu," ungkap Ustaz Khairullah Zain.
Baca Juga: Bersama Guru Hatim, Bupati dan Wabup Banjar Lepas Ratusan Calon Haji
Menurut alumnus angkatan pertama Ma'had Aly Darussalam ini, hal itu seperti isyarat bahwa usia beliau sudah tidak lama lagi. "Semacam ada isyarat bahwa beliau tidak lama lagi di dunia fana ini," tutur Guru Zain.
Ustaz Muhammad HR, murid Guru Hatim lainnya, bercerita pada Jumat malam kemarin, ia seperti biasanya ke rumah Guru Hatim.
"Malam Sabtu tadi di antara yang beliau ucapkan, 'tenang sudah aku Mad ai, nyaman sudah aku Mad ai, ternyata malam Seninnya terjawab," ungkap Guru Muhammad.
Jenazah akan dimakamkan di Alkah Muhibbin 1 Kelurahan Sekumpul, tepat ketika azan zuhur berkumandang.