Aksi Buruh

Ribuan Massa Buruh Demo di Patung Kuda, Bawa 6 Tuntutan ke Presiden

Dalam aksi ini Massa Partai Buruh membawa enam tuntutan kepada Pemerintah dengan harapan tuntutannya bisa didengar langsung oleh Presiden.

Featured-Image
Ribuan Massa Buruh dari massa Partai Buruh melakukan aksi unjuk rasa di bilangan Monas, Samping Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu 9 Agustus 2023. Foto : Apahabar.com (Andrew Tito)

bakabar.com, JAKARTA - Ribuan masaa dari Partai Buruh melakukan aksi unjuk rasa di bilangan Monas, Samping Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (9/8).

Dalam aksi kali ini Partai Buruh mengikutsertakan empat Konfederasi Serikat Buruh, 60 Federasi Pekerja Nasional, Serikat Petani Indonesia, Urban Konsorsium, Jala Pembantu Rumah Tangga (PRT), Buruh Migran, Organisasi Perempuan Percaya, dan lainnya.

Mereka turun ke jalan dalam aksi buruh membawa enam tuntutan kepada Pemerintah dengan harapan tuntutannya bisa didengar langsung oleh Presiden.

Baca Juga: Keluarga dari Bandung Bersama Balitanya Rela Ikut Aksi Buruh di Tengah Terik Jakarta

Massa buruh meminta pemerintah mencabut UU Omnibus Law Cipta Kerja, menaikkan upah minimum buruh sebesar 15 persen pada 2024, serta merevisi presidential threshold dari 20 persen menjadi 0 persen.

Ketua Partai Buruh Said Iqbal mengatakan dalam aksi kali ini Massa buruh meminta pemerintah merevisi parlementary threshold menjadi empat persen dari total kursi DPR RI, lalu mencabut UU Kesehatan, serta mewujudkan jaminan sosial JS3H, reforma agraria, kedaulatan pangan, dan RUU PPRT.

"Enam isu ini dibawa serentak dan akan aksi terus-menerus!" ujar Said Iqbal dibilangan Monas, Rabu.

Baca Juga: Aksi Buruh Tuntut Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Naikan Upah 15 Persen

Said Iqbal mengatakan massa buruh mengancam akan melakukan aksi mogok nasional jika tuntutannya tidak didengar.

"Kami mempersiapkan mogok nasional (yaitu) berhenti, stop, produksi lima juta buruh seluruh Indonesia, Melibatkan 100.000 pabrik-pabrik akan berhenti, begitu pula dengan sopir-sopir pelabuhan dan bandara," ujarnya.

Para buruh berorasi sambil diselingi menyanyikan lagu wajib nasional seperti "Halo-halo Bandung".

Editor


Komentar
Banner
Banner