bakabar.com, TANJUNG - PT Adaro Indonesia merespons sentilan warga terkait biang banjir di Jalan Ahmad Yani, Desa Mantuil, Kecamatan Muara Harus, Kabupaten Tabalong.
Sebelumnya, Ketua RT 3 Desa Mantuil, Syukransyah menuding jika banjir dikarenakan jalan nasional tersebut direndahkan oleh PT Adaro Indonesia.
Tujuannya agar alat berat yang melintas tidak mengenai jembatan hauling perusahaan batu bara terbesar Kalsel itu.
"Dulu hanya sebelah jalan direndahkan, tapi baru-baru ini dan masih proses pengerjaan kedua jalur jalan direndahkan hingga terjadi banjir," ucap Syukransyah kepada bakabar.com.
"Semenjak PT Adaro Indonesia di sini, ini pertama kali jalan di bawah haulingnya banjir seperti ini," lanjutnya.
Terkait tudingan tersebut, CRM Department Head PT Adaro Indonesia, Djoko Susilo pun buka suara.
Menurutnya, desain pembangunan jalan negara di bawah jembatan hauling dilakukan untuk kemudahan lalu lintas publik.
"Terutama mobilisasi logistik bermuatan besar yang selama ini kerap tertahan," katanya.
Desain dan pembangunan fasilitas untuk publik ini, sambung dia, dikerjakan atas dasar persetujuan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan (Kalsel).
Di mana, badan jalan didesain dengan rumah pompa yang secara otomatis akan bekerja jika ada debit air melebihi batas toleransi keamanan melintas.
"Hanya memang saat ini pembangunan jalan sedang progres konstruksi," jelasnya.
Demi menanggulangi banjir, PT Adaro Indonesia telah melakukan pemompaan secara konvensional.
"Saat ini pemompaan sudah dilakukan secara konvensional menggunakan mesin dengan kapasitas 630 M3/jam, sehingga dalam waktu singkat genangan aman untuk lintasan roda empat."
"Sementara untuk kendaraan roda dua akan dialihkan pada lintasan crosing hauling dengan dipandu petugas di lapangan," tandasnya.