Kepala Disdik Banjarmasin Totok Agus Darmanto mengakui proses belajar tatap muka perlu sarana dan prasarana pendukung.
Di ruangan kelas, misalnya, penataan mesti diatur sedemikian rupa agar memberi jarak fisik antar-kursi siswa.
Sementara jumlah peserta didik yang masuk dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas normal.
"Jarak ini diusahakan 1,5 meter dengan maksimal jumlah 18 siswa peruangan kelas," ujar Totok kepada bakabar.com, belum lama tadi.
Durasi waktu jadi pembeda dalam sistem pembelajaraan kali ini.
Selama kondisi pagebluk, proses belajar-mengajar jadi 5 jam saja.
Atau dari hari Senin hingga Sabtu. Dari pukul 08.00 sampai 12.00 Wita.
Lebih jauh, siswa yang kembali bersekolah akan diawasi ketat untuk menerapkan protokol kesehatan.
Selain duduk berjarak, mereka wajib mencuci tangan sebelum masuk kelas, dan tetap mengenakan masker.
"Teknisnya nanti dari Gugus Tugas karena perlu melibatkan stakeholders lain," ucapnya.
Alasan Mencengangkan Disdik Mengapa Anak SMP di Banjarmasin Harus Sekolah Tatap Muka