Tak Berkategori

Relawan H2D Diduga Diculik hingga Diancam Dibunuh, Polisi Turun Tangan!

apahabar.com, BANJARMASIN – Polisi merespons dugaan persekusi yang menimpa sejumlah relawan Calon Gubernur Kalimantan Selatan, H…

Featured-Image
A (tengah) satu dari dua relawan H Denny-Difri diduga saat mengalami intimidasi dari para terduga pelaku. Foto: Ist

bakabar.com, BANJARMASIN – Polisi merespons dugaan persekusi yang menimpa sejumlah relawan Calon Gubernur Kalimantan Selatan, H Denny-Difriadi (H2D).

R dan A, dua dari empat relawan H2D dilaporkan diculik, dipukuli hingga diancam untuk dibunuh saat mensosialisasikan gerakan anti-politik uang di Kompleks Banjar Indah, Banjarmasin Selatan, Minggu 24 Mei.

“Kasusnya kita proses. Langsung diselidiki,” kata Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin, Kompol Alfian Tri Permadi dihubungi bakabar.com, Senin (24/5) malam.

Saat kejadian, empat relawan tersebut termasuk R dan A baru selesai memasang spanduk dan stiker antipolitik uang di wilayah Kelayan Timur.

Secara tiba-tiba mereka dihampiri lima orang yang mengaku sebagai pengawas Pilgub Kalsel dengan menggunakan sepeda motor.

Tak lama kemudian, satu di antara kelima orang tersebut menghubungi rekan-rekannya. Sekitar 15 orang dilaporkan datang.

Ditanya apakah akan memanggil 15 orang terduga pelaku persekusi kepada A dan R, Alfian menjawab belum.

Saat ini, kata Alfian, pihaknya masih fokus untuk mengumpulkan keterangan saksi.

Yang pasti, Alfian menjamin persekusi yang diduga menimpa A dan R akan ditangani secara profesional dan objektif.

Diduga Libatkan Oknum Dewan

Denny-Paman Birin Absen, Bisakah Ikrar Bersama Jadi Pendamai PSU Kalsel?

Baru tadi ikrar damai pemungutan suara ulang digelar, tindakan persekusi diduga menimpa sejumlah relawan H2D.

Dua dari empat relawan mereka dilaporkan diculik, dipukuli hingga diancam untuk dibunuh oleh orang tidak dikenal saat mensosialisasikan gerakan melawan politik uang.

Minggu 23 Mei, sekitar pukul 14.00 empat relawan H2D yang berinisial A, R, K, dan D selesai memasang spanduk dan stiker antipolitik uang di sekitar wilayah Kelayan Timur, Kota Banjarmasin. Menurut Tim Hukum H2D, keempat relawan itu tiba-tiba dihampiri lima orang tidak dikenal yang datang menggunakan sepeda motor.

Menariknya, kelima orang tersebut mengaku sebagai anggota pengawas Pilgub Kalsel. Mereka mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan rapat serta mengkaji spanduk dan stiker antipolitik uang tersebut yang dituduh telah menyalahi aturan.

"Kami kaget ketika dihampiri mereka. Salah satunya menghubungi teman-temannya dan mengajak untuk datang. Tidak lama kemudian, mereka datang lebih banyak, ada sekitar 15-an (orang) lalu memojokkan kami," cerita salah satu korban selamat berinisial K saat didampingi oleh tim hukum H2D, Muhammad Isrof Parhani.

BACA SELENGKAPNYA DI HALAMAN SELANJUTNYA:

Setelah merasa sangat terpojok dan terintimidasi, mereka para relawan memutuskan untuk pergi. Namun sayangnya, A dan R yang berboncengan motor tertinggal di tempat sehingga ditarik oleh orang tidak dikenal tersebut dan dibawa pergi.

Masing-masing dari mereka berdua dibawa secara terpisah menggunakan sepeda motor berboncengan tiga orang dalam posisi diapit di tengah-tengah. Tak luput handphone keduanya disita dan diakses tanpa izin oleh orang-orang tersebut.

"Saya dipaksa menyerahkan handphone dan membuka kunci nya. Mereka cek WhatsApp dan saya lihat mereka sempat screenshoot dan kirim foto-foto ke handphone milik mereka," ungkap korban lainnya, A kepada tim hukum H2D.

A mengaku dibawa ke sebuah jalan sepi di sekitar Banjar Indah. Di sana ia menerima ancaman dengan senjata tajam berupa celurit kecil yang dikeluarkan oleh seseorang dari tas selempang kecilnya dan dipukul oleh sekitar 15 orang.

Pukulan itu meninggalkan benjolan pada bagian belakang telinga kanan, luka sobek pada bagian bibir atas, dan luka-luka di tempat lainnya.

Sedangkan menurut pengakuan R, sempat dibawa ke sebuah rumah dan bertemu dengan seseorang yang diketahui merupakan anggota DPRD Kota Banjarmasin berinisial Z.A.H.

R kemudian dibawa ke suatu jalan sepi di sekitar Teluk Kubur lalu diancam dan dipukuli oleh sekitar 4 orang.

Kemudian, pada pukul 5 sore, rekannya K dan D mengatakan upayanya untuk menghubungi A dan R sempat berhasil dengan tersambungnya saluran telepon.

D kemudian meminta untuk video call di mana permintaan tersebut sepertinya tidak sengaja diterima oleh seseorang dan terlihatlah wajah orang tersebut adalah Z.A.H.

Untungnya, D sempat screenshot kejadian tersebut sebelum Z.A.H memalingkan wajahnya dan berusaha menghindar.

Setelah sempat terpisah, A dan R masing-masing dibawa ke sebuah rumah dan bertemu Z.AH. Keduanya lalu diancam untuk membuat pernyataan dalam sebuah video yang pada intinya menyatakan bahwa pemasangan spanduk dan menempelkan stiker tersebut dilakukan tanpa izin.

Atas kejadian ini, Tim hukum H2D, Muhammad Isrof Parhani mengatakan bahwa tindakan premanisme dalam Pilgub Kalsel tersebut telah mencederai demokrasi di Bumi Lambung Mangkurat.

Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar terus menolak praktik politik uang dan tidak perlu takut dalam melawan premanisme.

"Tindakan seperti preman tersebut tidak akan pernah bisa membuat kami berhenti melawan politik uang, kami bertumbuh dan akan terus bertumbuh," ucap Isrof.

Kronologi Persekusi Relawan H2D Versi Tim Denny: Diculik, Dipukuli hingga Diancam Dibunuh

Komentar
Banner
Banner