bakabar.com, JAKARTA - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera menanggapi pernyataan Presiden Jokowi soal pemimpin berambut putih yang ramai diperbincangkan berbagai kalangan.
Ia menyebut setiap orang berhak untuk berkumpul dan berserikat, tetapi di dalam berkumpul, tidak hanya hak yang ada hak, tetapi juga harus ada etika yang diperhatikan.
"Pertama, tiap orang berhak untuk berkumpul dan berserikat. Kedua, selain hak ada etikanya," kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera saat di hubungi oleh bakabar.com, Minggu (27/11).
Baca Juga: Relawan Soal Kode Jokowi Pemimpin Berambut Putih: Saya Tidak Ge-er Itu Buat Ganjar
Mardani menyayangkan Joko Widodo sebagai Presiden, tergoda untuk melontarkan penrnyataan politik, yang dinilainya memiliki level yang rendah, sehingga namanya ikut tercemar dalam pusaran interpretasi yanng berkembang dipihak tertentu.
"Paling baik, pak Jokowi tidak tergoda untuk main politik level rendah. Sayang posisi beliau yang tinggi jadi tercemar jika ikut keinginan para pihak," ungkapnya.
Kendati begitu, Mardani tidak mau memusingkan hal tersebut, karena masih ada urusan negara yang lebih penting dan penanganan cepat. Salah satunya adalah korban gempa Cianjur.
"Urusan negara yang penting dan urgent masih banyak yang perlu ditangani. Korban gempa Cianjur salah satunya," imbuhnya.
Baca Juga: Relawan Soal Kode Jokowi Pemimpin Berambut Putih: Saya Tidak Ge-er Itu Buat Ganjar
Sebelumnya, Pernyataan Presiden Jokowi menjadi sorotan ketika ia menyebutkan ada ciri khusus pemimpin yang dianggap bisa memimpin rakyat pada pilpres 2024 mendatang. Satu di antaranya berambut putih. Hal itu diungkapkan didepan ribuan relawan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada Sabtu (26/11).
"Dari penampilan kelihatan, banyak kerutan karena mikirin rakyat, ada yang rambutnya putih semua, ada itu. Kalau wajah cling dan tak ada kerutan di wajah hati-hati. Lihat rambutnya, kalau putih semua, ini mikirin rakyat," kata Jokowi.
