TRAVEL

Rahasia Sukses Pentol Ghepek, Kuliner Khas Madura yang Tembus Pasar Malaysia

Jika berkunjung ke Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur tak lengkap rasanya kalau tidak mencicipi jajanan yang satu ini.

Featured-Image
Pengunjung Menikmati Pentol Ghepek Khas Madura di Jalan Temenggungan No.5 Pamekasan. Selasa (6/6). (Dok.Fauzi)

bakabar.com, PAMEKASAN - Jika berkunjung ke Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur maka tak lengkap rasanya jika tidak mencicipi Penthol Ghepek.

Sajian istimewa dari Madura ini bisa Anda temui di Jalan Temenggungan No.5 Pamekasan. Sekitar 50 meter ke arah selatan Monumen Arek Lancor.

Pentol Ghepek memiliki nama yang terdengar unik. Bukan tanpa alasan, sebab pentol ini punya cara penyajian cukup berbera dari olahan pentol lainnya.

Jika biasanya pentol dimakan setelah direbus, namun kuliner satu ini baru bisa dinikmati setelah dibakar menggunakan alat jepit khusus.

Pentol Ghepek juga memiliki bahan yang berbeda. Bukan menggunakan daging, melainkan dibuat dari bahan dasar tepung, tahu, serta ikan segar.

Meski terdengar tak biasa, namun Pentol Ghepek kini banyak diminati berbagai kalangan masyarakat, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga para pegawai.

Cita rasanya yang lezat ditambah dengan aroma yang menggugah selera, tak ayal jika kuliner ini diburu bagi para penikmatnya.

Anda bisa mencicipi suguhan penggoyang lidah ini sesuai dengan pilihan menu atau selera yang diinginkan. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp8 ribu hingga Rp25 ribu.

Salah seorang pembeli bernama Ita menyampaikan, Pentol Ghepek memiliki cita rasa khas. Ia mengaku, sejak awal mencicipi sudah langsung membuatnya ketagihan.

"Saya membeli karena rasanya enak, ada rasa ikannya," ujar Ita kepada bakabar.com, Selasa (6/6).

Pentol Ghepek Khas Madura. (Dok.Fauzi)
Pentol Ghepek Khas Madura. (Dok.Fauzi)

Owner Pentol Ghepek, Berry menyampaikan, bisnis kuliner yang dibangunnya bermula sejak tahun 2021. Pada masa itu, ia menjajakan secara online didampingi kekasihnya yang sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi yang ada di Pamekasan.

"Awalnya dulu saya coba-coba dengan jasa titip. Mengambil dari daerah pantura. Setelah itu, banyak temen-temen yang bilang, kok enak," ujarnya kepada bakabar.com.

Berry mengaku, kala itu menjual produk milik orang lain. Untung yang diambil berkisar Rp3 ribu sampai Rp5 ribu. Tergantung jarak tempuh dari para pemesan.

Selanjutnya, selang setahun penjualan semakin digencarkan. Tak ayal, Berry pun sempat mengalami jatuh bangun lantaran pemasarannya mengalami penurunan.

"Untuk kendala itu pasti ada ya. Entah itu masalah modal dan lainnya. Pernah untuk pemasaran jadi tantangan utamanya," tukas Berry.

Meski demikian, ia tak patah semangat dan terus berusaha. Seiring waktu, pesanan pun mulai bermunculan dari luar daerah, seperti dari Sampang dan Sumenep.

Berangkat dari pengalaman tersebut, Berry kemudian memberanikan diri untuk membuka kedai dan produk sendiri di kota Pamekasan.

Berkat kegigihannya, bisnisnya pun kian berkembang hingga ke luar kota, seperti Jakarta, Semarang, Tanggerang, Kalimantan, Kediri, Malang, serta Surabaya.

Tak sampai di situ, penjualan Pentol Ghepek pun juga semakin merambah hingga ke Negeri Jiran, Malaysia.

"Kita berangkat dari nol, juga berangkat dari pengalaman, mental yang kuat, kesabaran yang kita punya sehingga usaha berjalan dengan lancar," katanya.

Pria kelahiran Pamekasan ini menyampaikan omzet yang diperoleh perhari Rp600 ribu sampai Rp700 ribu. Atau berkisar Rp18 juta perbulan. Bahkan di momen tertentu penghasilannya bisa mencapai Rp20 juta.

Editor


Komentar
Banner
Banner