bakabar.com, BANJARMASIN – Petahana Vladimir Putin menang telak dalam pemilihan presiden Rusia. Menurut perhitungan suara sementara, Putin meraih 87,8 persen suara, atau yang tertinggi dalam sejarah Rusia setelah Uni Soviet runtuh.
Kandidat presiden lain yaitu Nikolai Kharitonov menempati posisi kedua dengan perolehan suara hanya di bawah 4 persen. Pendatang baru Vladislav Davankov di posisi ketiga, dan ultra-nasionalis Leonid Slutsky keempat.
Hasil ini menunjukkan bahwa mantan letnal kolonel KGB itu akan kembali berkuasa enam tahun mendatang. Dengan demikian, Putin menjadi pemimpin terlama Rusia dalam kurun waktu lebih dari 200 tahun, menyalip Josef Stalin. Putin yang kini berusia 71 tahun, pertama kali menjabat Perdana Menteri pada 1999. Dia menjadi Presiden Rusia sejak 7 Mei 2012.
Putin menegaskan, hasil pemilu tersebut harus memberikan pesan kepada Barat bahwa para pemimpinnya memperhitungkan keberanian Rusia, baik dalam perang atau damai, untuk menghadapi lebih banyak hal lagi di tahun yang akan datang.
Putin meraih 87,8 persen suara dalam Pemilu Rusia, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga survei Public Opinion Foundation (FOM). Pusat Penelitian Opini Publik Rusia (VCIOM) juga menempatkan Putin meraup 87 persen suara. Hasil resmi pertama menunjukkan bahwa jajak pendapat tersebut akurat.
Namun, Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan negara-negara lain mengatakan pemungutan suara tersebut tidak bebas dan tidak adil karena rejim Putin telah memenjarakan lawan politiknya.
Putin mengatakan kepada para pendukungnya dalam pidato kemenangan di Moskow bahwa ia akan memprioritaskan penyelesaian tugas-tugas yang terkait "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina. Dia juga berjanji akan memperkuat militer Rusia.
"Kita mempunyai banyak tugas ke depan. Namun ketika melakukan konsolidasi - tidak peduli siapa yang ingin mengintimidasi kita, menindas kita - tidak ada seorang pun yang pernah berhasil dalam sejarah, mereka belum berhasil saat ini, dan mereka tidak akan pernah berhasil di masa depan," seru Putin, dikutip dari reuters dan tempo.co.
Pendukungnya meneriakkan "Putin, Putin, Putin" ketika dia muncul di panggung dan "Rusia, Rusia, Rusia" setelah dia menyampaikan pidato kemenangannnya.
Terinspirasi oleh pemimpin oposisi Alexei Navalny, yang meninggal di penjara Arktik bulan lalu, ribuan penentangnya melakukan protes pada siang hari terhadap Putin di tempat pemungutan suara di Rusia dan luar negeri.
Kepada wartawan, Putin mengatakan pemilu Rusia berlangsung demokratis. Dia juga mengatakan protes terhadap dirinya akibat kematian Navalny tidak berdampak pada hasil pemilu.
Pemilu di Rusia terjadi dua tahun setelah Putin memerintahkan invasi ke Ukraina. Putin mengklaim bahwa dirinya mendapat dukungan besar dari rakyat Rusia.
Tingkat partisipasi pemilih secara nasional adalah 74,22 persen pada pukul 18.00 GMT ketika pemungutan suara ditutup, kata pejabat pemilu, melampaui tingkat tahun 2018 sebesar 67,5 persen.