bakabar.com, BANJARMASIN - Insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, masih menyisakan luka yang mendalam. Psikolog sosial, Dr Juneman Abraham memberikan anjuran agar tragedi yang memakan ratusan korban tersebut tidak terulang.
Menurutnya menjaga mental kolektif massa tetap dalam kondisi positif sangat penting untuk mencegah insiden serupa terulang.
"Ini bukan perkara pendidikan mental individu, melainkan soal kebutuhan akan 'mental model' yang baik, fair, damai dalam suasana kolektif. Massa bisa mengimitasi atau meniru model yang baik jika ada banyak contoh," ujarnya seperti dilansir ANTARA, Senin (3/9).
Selain itu, ketika mental kolektif massa positif, masyarakat bisa tetap rasional menghadapi sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi.
Berdasarkan teori dari psikoanalisis sosial, kumpulan orang banyak atau disebut massa digambarkan memiliki karakter yang bersifat cair. Artinya, meski terdiri dari kumpulan orang yang rasional, selalu ada peluang massa itu bersikap impulsif atau berbuat sesuatu tanpa berpikir panjang, reaktif, mudah tersinggung, dan mudah meniru perbuatan pihak lain yang tergabung dalam massa itu.
Namun, potensi mendapatkan respons yang positif juga bisa didapatkan ketika gaung dan pesan positif ditonjolkan. Seperti dalam pertandingan olahraga, ia menekankan perilaku dewasa dalam menerima kekalahan dan tidak meluapkan emosi ke arah hal negatif.
"Maka kita semua perlu mengusahakan untuk mengumpulkan contoh-contoh perilaku massa yang baik (tidak hanya dalam konteks olahraga) dan saling menularkan kisah-kisah tersebut," kata Juneman.
Juneman juga menekankan pentingnya komunikasi humanis dari para petugas keamanan sehingga tujuan menjaga sebuah acara berlangsung kondusif bisa terjaga.
"Respons-respons yang mengatasi kekerasan atau kerusuhan dengan jalan yang 'agak instan' perlu selalu dipinggirkan sebagai jalan utama," pungkas Auditor ISO Manajemen Mutu pada Universitas Bina Nusantara tersebut.