bakabar.com JAKARTA - Pemerintah memiliki program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk membantu para pelaku UMKM sehingga bisa menggerakkan roda ekonomi nasional. BRI merupakan penyalur KUR terbesar di Indonesia.
Saat bakabar.com mengunjungi para pelaku UMKM di Jakarta Selatan, lima di antaranya mengaku belum memanfaatkan layanan tersebut sebagai sumber tambahan bantuan pendanaan.
Salah seorang pemilik toko spare part, Jun, mengaku pernah mendengar terkait program tersebut. Tapi, lanjutnya, dia tidak tertarik mencoba karena bantuan yang diberikan terbilang kecil.
Baca Juga: Program KUR dari BRI, Pemilik Rumah Makan: Saya Sangat Terbantu
"Saya tau, tapi pas tahu bantuannya ga banyak, lebih baik kita maksimalkan distributor saja" kata Jun kepada bakabar.com Senin (24/7) di Jalan H.Nawi Jakarta Selatan.
Berbeda dengan Jun, toko spare part milik Sulasmi yang terletak di Jalan Jatayu Keb. Baru, Jakarta Selatan, mengakui pernah mendaftarkan tokonya untuk ikut program KUR BRI.
Saat itu, Sulasmi mengalami kesulitan ketika mengajukan pinjaman. Uniknya, hingga saat ini, dia tidak mendapat kepastian soal pembiayaan KUR yang diajukannya itu.
Baca Juga: Penyaluran KUR, Menko Airlangga: Capai Rp 105,47 T per 30 Juni 2023
"Saya pernah daftar setelah COVID kemarin, tapi nggak cair. Pas saya datang ke kantornya, tapi keterangannya belum terdaftar. Saya padahal ada buktinya, ya udah saya gajadi aja." terang Sulasmi, Senin (24/7).
Sementara itu, tiga pelaku UMKM lainnya mengaku pernah mendengar tentang layanan KUR dari BRI. Sejauh ini, mereka belum berencana mengajukan pinjaman karena masih mengandalkan modal sendiri sebagai sumber pembiayaan.
Ketiga toko tersebut, di antaranya toko sembako milik Arizky, toko serba ada milik Vicky, dan bengkel motor milik Hendra.